Israel Lakukan Serangan Bom, Neue Zürcher Zeitung: Yahudi Tidak Senang Pakistan Kembangkan Nuklir

5 Januari 2022, 06:56 WIB
Logo Dinas Rahasia Israel, Mossad.* / Creative Commons/

ZONA PRIANGAN - Israel khawatir dengan perkembangan nuklir Pakistan, sehingga negara Yahudi itu menyerang perusahaan Jerman dan Swiss.

Insiden serangan bom terjadi 1980, selain meledakan perusahaan pengekspor bahan baku nuklir, juga mengeluarkan ancaman lewat telefon.

Israel dilaporkan berusaha untuk mencegah Pakistan mengembangkan senjata nuklir karena negara Islam itu membahayakan.

Baca Juga: Polisi Temukan 70 Pasangan Telanjang yang Merayakan Tahun Baru 2022 dengan Pesta Seks

Sebuah surat kabar Swiss mengklaim Mossad mungkin berada di balik serangan bom dan ancaman terhadap beberapa perusahaan Jerman dan Swiss.

Laporan mengejutkan itu diterbitkan oleh Neue Zürcher Zeitung dari Swiss pada hari Minggu.

Surat kabar tersebut mengklaim bahwa Mossad berada di balik tiga serangan bom di Swiss dan Jerman, yang terjadi pada tahun 1981.

Baca Juga: Seorang Wanita Nekat Cuma Pakai Kutang dan Celana Dalam saat Antri Beli Eskrim, Bajunya Dijadikan Masker

Serangan itu menargetkan properti milik orang dan perusahaan yang terlibat dalam penjualan bahan baku nuklir ke Pakistan.

Ledakan, yang merusak gedung dan membunuh seekor anjing, diikuti dengan panggilan telepon ke perusahaan lain yang diyakini terlibat dalam urusan dengan Pakistan.

Bunyi telefon berupa peringatan bahwa mereka bisa menjadi target berikutnya kecuali mereka membatalkan kesepakatan bisnis terkait nuklir dengan Islamabad.

Baca Juga: Ramalan Nostradamus di Tahun 2022: Kelaparan, Robot AI Berkuasa, Bencana Nuklir dan Kebangkitan Cryptocurrency

Pada saat itu, sebuah kelompok tidak dikenal bernama 'Organisasi untuk non-proliferasi senjata nuklir di Asia Selatan' mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Namun, organisasi tersebut belum pernah terdengar sebelum serangan, juga tidak muncul sejak itu.

Surat kabar Swiss, mengutip dokumen Departemen Luar Negeri yang baru-baru ini tidak dirahasiakan, mengklaim bahwa AS tidak senang dengan upaya Pakistan untuk mengembangkan nuklirnya sendiri.

Baca Juga: Gagal Melakukan Kudeta di Jepang, Yukio Mishima Lakukan Ritual Bunuh Diri Memenggal Kepala

Tetapi Washington tidak ingin mengasingkan pemerintah di Islamabad.

Para diplomat Amerika pertama-tama mencoba meyakinkan pihak berwenang di Bonn dan Bern untuk mencegah perusahaan-perusahaan menjual bahan-bahan serba guna ke Pakistan.

Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil, seperti yang diklaim oleh surat kabar tersebut, dan setahun kemudian, serangkaian serangan terhadap orang-orang dan entitas yang terlibat terjadi.

Baca Juga: Ritual Sadis Suku Inca, Korbankan Anak Perawan untuk Dijadikan Mumi di Pegunungan Andes

Israel, yang menurut laporan itu, melihat prospek negara Muslim yang memiliki nuklir sebagai ancaman eksistensial, dilaporkan mengambil tindakan yang lebih tegas untuk mencegah hal ini terjadi.

Namun, surat kabar itu mengakui bahwa tidak ada "senjata api" untuk menuding Israel tanpa keraguan.

Namun, ada beberapa bukti tidak langsung yang mungkin melibatkan Mossad, klaim laporan tersebut.

Baca Juga: Nelayan Temukan Harta Karun Kerajayaan Sriwijaya Berupa Batu Permata dan Cincin Emas dari Sungai Musi

Misalnya, terungkap bahwa salah satu pengusaha yang telah menerima ancaman setelah serangan mengatakan kepada polisi Swiss bahwa dinas rahasia Israel telah menghubunginya.

Dia mengatakan kepada penyelidik bahwa seorang pria bernama Mr. David, yang bekerja di kedutaan Israel di Jerman, telah meneleponnya beberapa kali.

Bahkan bertemu dengannya sekali secara langsung untuk mencoba dan meyakinkan dia untuk keluar dari bisnis dengan Pakistan.

Baca Juga: Temukan Ambergris yang Bau Busuk, Seorang Nelayan Jadi Kaya Raya Mendadak

Sejarawan Adrian Hänni juga mengatakan kepada Neue Zürcher Zeitung bahwa pemboman itu memiliki semua ciri operasi dinas rahasia, Mossad.

Operasi juga sangat mirip dengan serangan yang terjadi dua tahun sebelumnya, yang menargetkan orang-orang yang diduga terlibat dalam program nuklir Irak.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa sebagian besar perusahaan Jerman dan Swiss yang diduga menjual bahan untuk penggunaan ganda ke Pakistan melanjutkan bisnis yang menguntungkan meskipun ada serangan dan ancaman.

Baca Juga: Ini 8 Nama Hantu Versi Indonesia, Nomor 3 Hobi Menculik Anak yang Suka Nangis

Dikutip rt.com, surat kabar Swiss juga mengklaim bahwa beberapa tahun kemudian, Abdul Qadeer Khan, yang dikenal sebagai bapak program nuklir Pakistan, membantu Iran mendapatkan sentrifugal pengayaan uranium.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: RT.com

Tags

Terkini

Terpopuler