ZONA PRIANGAN - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menyambut baik dukungan sekutu untuk mengirim senjata perang ke Ukraina.
Dia mengatakan, pasukan tambahan yang dikirim ke Ukraina diperlukan untuk melindungi dan membela semua sekutu.
Jens Stoltenberg juga bersumpah bahwa dia akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan sebagai antisipasi serangan Rusia.
Baca Juga: NATO Lewat Denmark Kirim Kapal Fregat, Rusia Tak Gentar dengan Meluncurkan 140 Kapal Perang
Kini sejumlah anggota NATO mulai mengirim armada dan pesawat tempur ke Eropa Timur di tengah konflik yang memburuk antara Ukraina dengan Rusia.
Denmark sudah mengirim fregat ke Laut Baltik dan empat jet tempur ke Lituania untuk mendukung NATO.
Spanyol dan Prancis berfokus pada Eropa tenggara, dengan Madrid dilaporkan mempertimbangkan pengiriman kapal untuk bergabung dengan pasukan angkatan laut NATO.
Spanyol sedang mempertimbangkan untuk mengirim jet tempur ke Bulgaria. Sementara itu, Paris telah menyatakan kesiapannya untuk mengirim pasukan ke Rumania di bawah komando NATO.
Pada saat yang sama, Washington juga telah menjelaskan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan kehadiran militernya di bagian timur Aliansi.
Washington menyatakan, angkah ini bertujuan untuk memperkuat pencegahan dan pertahanan sekutu karena Rusia diduga melanjutkan pembangunan militernya di dekat Ukraina.
Baca Juga: Kasir Cantik Baru Kerja 3 Minggu di Burger King Tewas Secara Tragis, Ini Penyebabnya
Dikutip rt.com, pengumuman itu muncul saat Moskow mencari tanggapan tertulis atas proposal keamanannya dari pejabat Amerika.
Sebelumnya ada pertemuan diplomatik bulan ini yang menurut Kremlin dimaksudkan untuk mengurangi risiko konflik.
Jumat lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu dengan timpalannya dari Amerika Antony Blinken untuk membahas ketegangan di benua Eropa, dan menentukan apakah kedua pihak dapat melakukan kesepakatan untuk mencegah eskalasi.
Bulan lalu, Rusia menyerahkan dua rancangan perjanjian, satu ditujukan kepada Washington dan lainnya kepada NATO.
Selain melarang Ukraina menjadi anggota NATO, Moskow bersikeras bahwa blok tersebut harus menahan diri dari aktivitas militer di wilayah bekas negara Pakta Warsawa yang bergabung setelah 1997, menyusul runtuhnya Uni Soviet.
Namun, Stoltenberg telah mengkritik permintaan Moskow, dengan mengatakan bahwa negara itu tidak memiliki hak veto atas upaya Ukraina untuk bergabung dengan blok tersebut.***