Tentara China Dibuat Kocar-Kacir Oleh Tentara India di Galwan, 38 Prajurit China Tenggelam

4 Februari 2022, 12:00 WIB
Tentara China dibuat kocar-kacir oleh tentara India di Galwan, 38 prajurit China tenggelam. /Tangkapan Layar Twitter.com/@shen_shiwei

ZONA PRIANGAN - Laporan kekerasan Galwan di surat kabar Australia "The Klaxon" dikumpulkan oleh sekelompok peneliti media sosial yang mengklaim bahwa tentara China yang tenggelam di sungai Galwan pada Juni 2020, mundur setelah bentrokan dengan pasukan India.

Laporan itu mengatakan China telah kehilangan 42 tentara dalam bentrokan itu, lebih banyak dari empat yang diklaimnya.

"Tentara PLA panik dan mundur dan setidaknya 38 dari mereka hanyut," kata laporan itu, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV.

Baca Juga: Ikatan Cinta Jumat 4 Februari 2022: Terkuak, Semasa Hidup Irvan Simpan Rahasia Besar Soal Ibu Kandung Jessica

Anthony Klan, Editor The Klaxon, mengatakan kepada NDTV dalam sebuah wawancara eksklusif bahwa tentara India datang untuk memastikan apakah tentara China telah memindahkan perkemahan mereka di zona penyangga ketika bentrokan pecah.

"Dalam perjalanan kembali ke seberang sungai ... buktinya, tentara China hanyut," katanya, seraya menambahkan bahwa banyak dari informasi ini berasal dari "akun tangan pertama yang dihapus dari media sosial China".

Dalam laporannya, The Klaxon mengatakan Kolonel Santosh Babu dari India dan pasukannya telah pergi ke daerah yang disengketakan pada 15 Juni untuk mencoba menghilangkan perambahan China, di mana Kolonel Tentara Pembebasan Rakyat Qi Fabao hadir bersama dengan hampir 150 tentara.

Baca Juga: India Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, Gegara Pembawa Obor Pernah Bertempur di Lembah Galwan

Tetapi Qi Fabao memerintahkan pasukannya untuk membentuk formasi pertempuran, alih-alih membahas masalah ini berdasarkan kesepakatan bersama yang dibuat pada 6 Juni 2021.

Kolonel Fabao menyerang pasukan India, yang memungkinkan dia untuk melarikan diri, dua perwira PLA lainnya yaitu komandan batalyon Chen Hongjun dan prajurit Chen Xiangrong memulai perkelahian fisik dengan pasukan India, menggunakan pipa baja, tongkat dan batu.

Kolonel Fabao dipukul di kepala oleh seorang prajurit tentara India dan diburu kembali dengan luka serius, tulis laporan itu.

Baca Juga: Prajurit China yang Bertempur di Galwan Adalah Pembawa Obor di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

Mengutip laporan peneliti media sosial berjudul "Galwan Decoded", The Klaxon kemudian melaporkan bahwa Hongjun dan Xiangrong "segera dibungkam oleh tentara India".

Dikatakan bahwa "setelah Kolonel Fabao meninggalkan arena", dan melihat "mayat Mayor Chen Hongrun, Sersan Muda Xiao Siyan dan Prajurit Chen Xianrong, "tentara PLA panik dan mundur".

"Wang Zhuoran, penduduk asli Kota Luohe, Kabupaten Yancheng, Henan, kelahiran 1996, maju bersama rekannya Ma Ming untuk membantu rekan-rekannya yang mundur dari bahaya dengan memandu jalan (mereka) untuk mundur," tulis laporan itu.

Baca Juga: Horor 'Hutan Boneka' yang Membuat Takut Para Wisatawan yang Berkunjung pada Malam Hari

"Prajurit PLA bahkan tidak punya waktu untuk memakai celana air. Mereka memutuskan untuk menyeberangi air sungai yang sedingin es dalam gelap gulita di bawah bimbingan Wang... Sungai tiba-tiba naik dan rekan-rekan yang terluka terus terpeleset," lapor Klaxon, mengutip laporan peneliti media sosial.

Kolonel Santosh Babu tewas dalam pertempuran itu bersama 19 tentara lainnya.

Baca Juga: Pemimpin ISIS Meledakkan Diri dan Keluarganya, Menggunakan Anak-anak sebagai Tameng Saat Diserang Pasukan AS

Dalam peristiwa versi resmi China, hanya satu tentara yakni Sersan Muda Wang Zhuoran yang tenggelam. Qi Fabao, komandan resimen yang mengalami cedera kepala serius, termasuk di antara 1.200 pembawa obor di Olimpiade Musim Dingin di Beijing yang dimulai besok.

Dia dipuji sebagai pahlawan oleh media pemerintah China, yang melaporkan keterlibatannya dalam pertempuran di Galwan.

Beijing "berusaha keras untuk membungkam diskusi tentang pertempuran" dan khususnya "diskusi tentang jumlah sebenarnya korban China", harian Australia melaporkan.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler