Pengiriman Tentara Amerika Serikat ke Polandia Sebagai Respons Tegas Atas Pergerakan Pasukan Rusia

7 Februari 2022, 17:09 WIB
Sebanyak 8.500 tentara AS bersiaga untuk mendukung pasukan NATO di Eropa.* /Reuters

ZONA PRIANGAN - Pengiriman pasukan Amerika Serikat (AS) ke Polandia jadi sinyal kepada Rusia bahwa setiap agresi akan direspons secara tegas.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan menyatakan kehadiran pasukan AS bukan untuk mengajak perang lawan Rusia.

Sebaliknya, menurut Sullivan, AS punya kewajiban membela sekutu NATO dari setiap ancaman. Pembelaan yang sama diberikan kepada Ukraina.

Baca Juga: Ular Berkepala Dua Bernama Ben dan Jerry Bikin Kejutan Memakan Dua Ekor Tikus Secara Bersamaan

Selama penampilan di ABC 'The Week', Sullivan menggemakan pernyataan pejabat AS lainnya dengan mengklaim invasi Rusia ke Ukraina bisa terjadi kapan saja.

Di sisi lain, Moskow berulang kali menyangkal tuduhan bahwa gerakan pasukan internal sedang mempersiapkan potensi konflik.

Sejauh ini, AS sudah mengirim 1.700 tentara ke Polandia, bagian dari pengerahan 3.000 personel ke Eropa, lapor rt.com.

Baca Juga: Manusia Berkepala Anjing Terlihat di Pedalaman Australia Membuat Takut Seorang Pemancing

Sullivan menegaskan, pengiriman tentara AS bukan untuk meningkatkan ketegangan di kawasan Eropa Timur.

Kiev telah memperingatkan terhadap retorika tentang kemungkinan pecahnya konflik di Ukraina timur, di mana pasukan negara itu telah terkunci dalam kebuntuan dengan dua republik yang memproklamirkan diri Donetsk dan Lugansk sejak 2014.

Penasihat Presiden Ukraina, Mikhail Podolyak mengatakan, peluang menemukan solusi diplomatik untuk de-eskalasi adalah secara substansial lebih tinggi di kawasan daripada eskalasi lebih lanjut.

Baca Juga: Kelahiran Bayi Berkepala Tiga di Uttar Pradesh India Mengundang Kehebohan Warga

Ribuan tentara diperintahkan ke Polandia, Jerman, dan Rumania minggu ini oleh Joe Biden sebagai tanggapan atas kekhawatiran agresi Rusia terhadap Ukraina.

Para pejabat AS telah bersikeras bahwa Rusia memiliki 70% dari pasukannya di tempat untuk serangan, meskipun pejabat Kremlin telah membantah ini dan menuduh AS meningkatkan ketegangan dengan pengerahan pasukan ke Eropa Timur.

"Jelas bahwa ini bukan langkah yang ditujukan untuk meredakan ketegangan, tetapi sebaliknya, itu adalah tindakan yang mengarah pada peningkatan ketegangan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov minggu ini.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: RT.com

Tags

Terkini

Terpopuler