WHO Catat Sekitar 130 Juta Kasus dan 500 Ribu Kematian Secara Global Akibat Varian Omicron

12 Februari 2022, 17:21 WIB
Ilustrasi tabung reaksi berlabel 'Tes Omicron varian Covid-19 positif', diambil 15 Januari 2022. WHO catat sekitar 130 juta kasus dan 500 ribu kematian secara global akibat varian Omicron. /REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/

ZONA PRIANGAN - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyesalkan pada hari Selasa bahwa setengah juta kematian Covid-19 telah dicatat sejak varian Omicron ditemukan, dengan menyebut jumlah itu "sangat tragis".

Manajer insiden WHO Abdi Mahamud mengatakan bahwa 130 juta kasus dan 500.000 kematian telah dicatat secara global sejak Omicron dinyatakan sebagai varian kekhawatiran pada akhir November lalu.

Sejak itu dengan cepat mengambil alih Delta sebagai varian Covid yang dominan di dunia karena lebih mudah menular, meskipun tampaknya menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.

Baca Juga: Ternyata Penggunaan Gadget Secara Berlebihan Dapat Pengaruhi Kesehatan Mental Anak, Kok Bisa?

"Di zaman vaksin yang efektif, setengah juta orang meninggal, itu benar-benar sesuatu," kata Mahamud dalam interaksi langsung di saluran media sosial WHO, dikutip ZonaPriangan.com dari AFP.

"Sementara semua orang mengatakan Omicron lebih ringan, (mereka) melewatkan titik bahwa setengah juta orang telah meninggal sejak ini terdeteksi," tambahnya.

"Ini lebih dari tragis," ujarnya.

Baca Juga: Pangeran Charles Dinyatakan Positif COVID-19, Tak Lama setelah Bertemu dengan Ratu Elizabeth

Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan banyaknya kasus Omicron "mengejutkan", sementara jumlah kasus dan kematian sebenarnya akan jauh lebih tinggi daripada yang diketahui.

“Itu membuat puncak-puncak sebelumnya terlihat hampir datar,” kata Maria Van Kerkhove.

"Kita masih berada di tengah pandemi ini. Semoga kita semakin mendekati akhir," tambahnya.

Baca Juga: Seulgi 'Red Velvet' Membuat Akun Instagram Khusus tentang Seni dan Fotografi

"Banyak negara belum melewati puncak Omicron mereka," ungkapnya.

Van Kerkhove mengatakan dia sangat prihatin bahwa jumlah kematian telah meningkat selama beberapa minggu berturut-turut.

"Virus ini terus berbahaya," ujarnya.

Baca Juga: Macron Tolak Tes COVID-19 Rusia dalam Perjalanan Pertemuan Bersama Putin karena Ketakutan Pencurian DNA

WHO melacak empat sub-garis keturunan Omicron. Sementara sub-strain BA.1 dominan, BA.2 lebih mudah menular dan diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya kasus Omicron.

Van Kerkhove mengatakan sejauh ini tidak ada indikasi yang menunjukkan bahwa BA.2 mengakibatkan penyakit Covid yang lebih parah daripada BA.1, tetapi menekankan bahwa itu masih "hari-hari awal" dalam pengumpulan bukti.

Mahamud menambahkan, belum diketahui apakah seseorang bisa terinfeksi BA.1 dan BA.2 secara bersamaan.

Covid-19 telah menewaskan hampir 5,75 juta orang sejak muncul di China pada Desember 2019, menurut penghitungan AFP yang dikumpulkan dari sumber resmi pada Selasa.

Hampir 10,25 miliar dosis vaksin Covid-19 telah diberikan secara global.***

Editor: Yurri Erfansyah

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler