Selain Mengincar Kiev, Pasukan Rusia Bisa Masuk ke Ukraina Lewat Odessa dan Krimea

17 Februari 2022, 21:03 WIB
Peta dugaan serangan Rusia ke Ukraina.* /The Sun/

ZONA PRIANGAN - Amerika Serikat (AS) mengerahkan 250.000 tentara saat menyerang Irak tahun 2001 dalam Perang Teluk.

Jika Rusia jadi menyerbu Kiev, tentu butuh jumlah tentara yang lebih banyak. Sebab wilayah Ukraina lebih luas dari Irak.

Selain itu, kemampuan militer Ukraina yang didukung NATO harus dipertimbangkan oleh pasukan Kremlin.

Baca Juga: Rusia Makin Terkepung, Spanyol Terbangkan Jet Tempur ke Bulgaria dan Prancis Kirim Pasukan ke Rumania

Pemetaan itu diungkapkan intelijen Barat, terkait dugaan rencana invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut dia, Ukraina adalah negara terbesar di Eropa, lebih besar dari gabungan Inggris dan Jerman.

"Anda akan mengharapkan kekuatan berukuran serupa, setidaknya, untuk mencoba mengambil dan menahan Ukraina," ujarnya.

Baca Juga: Amerika Serikat Sempat Tertipu Rusia, Pergerakan Truk Tertangkap Satelit Seperti Jet Tempur Akan Menyerang

Presiden Rusia, Vladimir Putin dapat mengumpulkan pasukan tambahan hanya dalam waktu dua minggu, kata sumber intelijen.

Tetapi ukuran peningkatan saat ini memicu spekulasi bahwa Kremlin merencanakan apa yang digambarkan Joe Biden sebagai "serangan kecil".

Itu bisa termasuk misi ke enam belas dan membangun kembali kanal Krimea.

Dulunya merupakan jalur kehidupan, membawa air Sungai Dnieper, tetapi Ukraina mematikan keran setelah Rusia merebut semenanjung itu pada tahun 2014.

Baca Juga: Hadapi Rusia, Ukraina Dapat Dukungan dari Kanada, Justin Trudeau: Tambahan Tentara Segera Dikirim

"Jika mereka ingin melancarkan serangan yang lebih kecil dan lebih pendek dari pendudukan skala penuh, mereka dapat melakukannya dengan sedikit atau tanpa peringatan," kata intelijen top itu kepada The Sun.

Skenario lain termasuk sambaran petir di Kiev. Perkiraan militer Inggris menunjukkan 35.000 tentara Rusia sudah berada di dalam Belarus, hanya beberapa jam perjalanan dari ibukota Ukraina.

PM Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa Putin memiliki cukup pasukan untuk melancarkan "perang kilat" melawan Kiev, tetapi dia mengatakan itu akan "menyakitkan, penuh kekerasan dan berdarah".

Baca Juga: Kroasia Tarik Pasukan dari NATO, Tidak Mau Terlibat Konflik Rusia dengan Ukraina

“Jika Rusia menempuh jalan ini, banyak putra Rusia tidak akan pulang,” katanya.

Skenario ketiga melibatkan merebut Odessa, kota terbesar ketiga di Ukraina, tujuan wisata dan pelabuhan utama Laut Hitam.

Dalam hal ini pasukan akan berayun ke barat dari Krimea sementara kapal pendarat kelas Ropucha akan meluncurkan "serangan amfibi simultan".

Baca Juga: Usai Keliling Taman Palm Beach, Seorang Pesepeda Wanita Tewas Gegara Merosot dari Jembatan yang Terbuka

Dapat disimpulkan, serangan Rusia ke Ukraina terbagi tiga skenario, yakni pertama pendaratan gaya D-Day untuk merebut pelabuhan Odessa.

Kedua, sambaran petir terhadap Kiev. Dan ketiga, gerakan menjepit dua cabang dari Rusia barat dan Krimea untuk memusnahkan pasukan Ukraina di timur Sungai Dnieper.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler