Serangan Rusia ke Ukraina Akan Diperkuat Pasukan dari Georgia, Wajib Militer Kemungkinan Dikirim Lagi

5 April 2022, 03:18 WIB
Tentara Rusia memilih pulang kampung karena khawatir terbunuh di medan perang Ukraina.* /Twitter /@rajdianos

ZONA PRIANGAN - Kehabisan ribuan tentara yang tewas di Ukraina membuat Presiden Rusia, Vladimir Putin akan mengirimkan personel baru.

Data intelijen Barat mengungkapkan, pasukan Kremlin yang akan diterjunkan ke perang Ukraina berasal dari Georgia.

Di awal invasi, Vladimir Putin mendapat dukungan dari tentara pemburu yang didatangkan dari Chechnya.

Baca Juga: 400 Pejuang dari Inggris Masih Bertahan di Ukraina Siap Menyerbu Pasukan Rusia yang Mulai Mundur ke Belarus

Namun intelijen Barat khawatir, Rusia kembali mengirimkan para wajib militer ke medan perang.

Kekhawatiran itu menyusul adanya dekrit Vladimir Putin yang memerintahkan 134.500 wajib militer baru menjadi tentara minggu lalu sebagai bagian dari rancangan musim semi tahunannya.

Pada saat itu, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia bersikeras bahwa mereka tidak akan dikirim ke "titik panas" mana pun.

Baca Juga: Juara Dunia Tinju Kelas Berat, Oleksandr Usyk Sampaikan Kabar Duka, Rumahnya Ditembaki Pasukan Vladimir Putin

Tetapi seorang pejabat Barat, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan: “Putin telah menandatangani lebih dari 130.000 wajib militer baru ke Angkatan Darat."

“Waktunya sejalan dengan draft Musim Semi sebelumnya, tetapi kami pikir itu angka yang luar biasa tinggi," tuturnya yang dikutip Mirror.

“Kami pikir ada kemungkinan realistis bahwa wajib militer ini akan dikirim ke Ukraina, meskipun MOD Rusia mengatakan hanya tentara profesional yang akan pergi ke Ukraina,” ucapnhya.

Baca Juga: Sadis, Wali Kota Motyzhyn, Olga Sukhenko Sekeluarga Tewas Ditembak Pasukan Vladimir Putin

Mereka menambahkan Rusia sedang mengerahkan pasukan dari Georgia, yang diserbunya pada 2008.

Pejabat itu mengatakan: “Rusia mengerahkan kembali elemen-elemen pasukan yang ada di Georgia untuk memperkuat invasi ke Ukraina."

“Kami tidak berpikir bahwa ini direncanakan, itu adalah hal yang sangat aneh untuk dilakukan oleh militer Rusia. Jadi kami menduga itu menunjukkan masalah yang mereka alami di Ukraina,” pungkasnya.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler