Gedung Putih: Rusia Berencana untuk Mengerahkan Puluhan Ribu Tentara ke Ukraina Timur

5 April 2022, 10:00 WIB
Tentara Rusia kemungkinan akan mengepung dan membanjiri pasukan Ukraina di wilayah timur dan selatan, kata Sullivan. /NDTV/Reuters

ZONA PRIANGAN - Rusia mungkin berencana untuk mengerahkan puluhan ribu tentara di Ukraina timur karena mengalihkan fokusnya ke selatan dan timur negara itu, kata penasihat keamanan nasional Presiden AS, Jake Sullivan, Senin.

"Pada saat ini kami percaya Rusia sedang merevisi tujuan perangnya" untuk fokus pada "bagian timur dan selatan Ukraina daripada menargetkan sebagian besar wilayah," kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.

Tujuannya kemungkinan akan "mengepung dan membanjiri" pasukan Ukraina di wilayah tersebut, katanya. "Rusia kemudian dapat menggunakan keberhasilan taktis apa pun yang dicapainya untuk menyebarkan narasi kemajuan dan menutupi kegagalan militer sebelumnya."

Baca Juga: Situasi Memanas, AS Setujui Penjualan 8 Jet Tempur F-16 ke Bulgaria di Tengah Perang Ukraina

Invasi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dimulai pada 24 Februari, adalah yang paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Rusia menyebutnya sebagai "operasi militer khusus" yang ditujukan untuk melindungi warga sipil, tulis NDTV, 5 April 2022.

Sullivan mengatakan pemerintahan Biden akan mengumumkan bantuan militer baru untuk Ukraina dalam beberapa hari mendatang. Dia mengatakan sanksi lebih lanjut terhadap energi Rusia sedang dibahas dalam pembicaraan dengan sekutu Eropa.

Sullivan mengatakan fase berikutnya mungkin berlarut-larut dengan pasukan Rusia melebihi jumlah Ukraina. Moskow kemungkinan akan berusaha untuk mengendalikan petak yang jauh lebih luas di Ukraina timur daripada yang dikendalikan oleh separatis sebelum invasi, katanya.

Baca Juga: Pentagon: Pasukan Rusia Bertanggung Jawab atas Kekejaman di Bucha Ukraina

Di selatan, Rusia kemungkinan akan berusaha untuk menahan kota Kherson untuk mengontrol aliran air ke Krimea, yang dicaploknya pada tahun 2014. Dia mengatakan Kremlin diperkirakan akan meluncurkan serangan udara dan rudal lebih lanjut di seluruh negeri.

Biden pada hari Senin menuduh Putin melakukan kejahatan perang dan menyerukan pengadilan, menambah kecaman global atas pembunuhan warga sipil di Bucha, sebuah kota yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina ketika pasukan Rusia berkumpul kembali.

Rusia dengan tegas membantah membunuh warga sipil, termasuk di Bucha. Utusan PBB Vasily Nebenzya berjanji Rusia akan memberikan "bukti empiris" kepada Dewan Keamanan bahwa pasukannya tidak membunuh warga sipil.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler