ZONA PRIANGAN - Tidak hanya pasukan Rusia, tentara Ukraina pun bisa bertindak brutal. Itu terjadi setelah beredar video pembunuhan pasukan elit Kremlin.
Dalam tayangan video yang sudah beredar luas, sekelompok tentara Ukraina melakukan pembersihan di wilayah barat Kiev.
Kelompok itu kemudian menemukan tiga tubuh tentara Vladimir Putin yang tergeletak di jalan. Mereka melakukan pemeriksaan.
Baca Juga: Keberhasilan Invasi di Ukraina, Vladimir Putin Akan Melakukan Hal yang Sama ke Georgia
Ternyata seorang tentara Rusia masih hidup, walau napasnya sudah terengah-engah. Di sekitarnya ada genangan darah.
Seorang tentara Ukraina kemudian berteriak: "Dia masih hidup. Rekam para perampok ini. Lihat, dia masih hidup. Dia terengah-engah."
Seorang pria di sebelah kanan kamera mengangkat senapannya dan menembakkan dua tembakan ke tubuh pria yang terengah-engah itu.
Orang Rusia yang terluka itu terengah-engah lagi, dan ditembak untuk ketiga kalinya di bagian belakang sebelum dia berhenti bergerak.
Kamera kemudian beralih ke tubuh dua tentara Rusia lainnya yang tewas di jalan. Satu, dengan luka kepala yang jelas. Yang lain tampaknya mengenakan kemeja bergaris biru pasukan udara elit Rusia.
Unit Ukraina tidak diidentifikasi dalam video, tetapi adegan yang digambarkan, dan tentara Ukraina yang terlihat dalam rekaman, tampak identik dengan yang ada dalam video yang diposting 30 Maret.
Dalam video itu — yang dibagikan oleh layanan berita Ukraina UNIAN dan tidak menggambarkan pembunuhan orang Rusia yang terluka — unit tersebut diidentifikasi sebagai Legiun Georgia, unit paramiliter asing yang bertempur di pihak Ukraina.
"Legiun Georgia terus membantu Ukraina dalam pembersihan wilayah Kiev dari penjajah," tulis keterangan video itu yang dikutip nypost.
Pemerintah Ukraina bulan lalu mengatakan akan meluncurkan penyelidikan ke dalam video yang tidak diverifikasi yang dimaksudkan untuk menunjukkan pasukan Ukraina menembak tentara Rusia yang ditahan di kaki.
Keaslian rekaman itu belum diverifikasi secara independen.
"Kami adalah tentara Eropa, dan kami tidak mengejek tahanan kami," kata penasihat senior presiden Oleksiy Arestovych saat itu.
"Jika ini ternyata nyata, ini benar-benar perilaku yang tidak dapat diterima," tegasnya.***