ZONA PRIANGAN - Komentar mengejutkan datang dari peneliti terkemuka Rusia, Profesor Alexei Fenenko yang menyebut invasi ke Ukraina merupakan latihan perang pasukan Vladimir Putin menghadapi NATO.
Sejauh ini, Rusia menghindari istilah 'perang' saat menginvasi Ukraina. Vladimir Putin lebih menggunakan operasi militer khusus.
Ketika berbicara pada panel diskusi di jaringan TV Russia-1, Fenenko cukup berani menggunakan istilah "perang".
Baca Juga: Israel Permalukan Vladimir Putin, Sebut Ukraina Bukan Nazi, Bantu Operasi Militer Usir Pasukan Rusia
Belum diketahui dampak apa yang diterima oleh Fenenko yang dengan tegas menyebut perang akan lebih banyak terjadi lagi.
Menurut Fenenko, invasi ke Ukraina telah digambarkan sebagai "latihan" belaka untuk Perang Dunia yang jauh lebih besar.
Bahkan Fenenko menggoda bahwa konflik di masa depan ini mungkin melawan NATO, sebagai musuh sebenarnya.
Saluran berita di Rusia dikendalikan oleh negara dan jarang menyimpang dari apa yang diinginkan Kremlin untuk mereka katakan.
Fenenko berkata: "Bagi kami, perang di Ukraina adalah latihan. Latihan untuk kemungkinan konflik yang lebih besar di masa depan."
“Kami akan menguji dan membandingkan senjata NATO dengan senjata kami sendiri, kami akan mencari tahu di medan perang seberapa kuat senjata kami dibandingkan senjata mereka," ucapnya.
Baca Juga: Mengerikan, Batalyon Serangan Lintas Udara ke-104 Rusia Mengeksekusi Tentara Ukraina yang Menyerah
"Ini mungkin menjadi pengalaman belajar untuk konflik di masa depan," tambah Fenenko, yang dikutip Daily Star.
Jika ternyata komentar Fenenko mendapat sanksi dari atas, itu akan mewakili perubahan signifikan dalam pendekatan dari Moskow.
Bereaksi di Twitter, pensiunan jenderal AS Barry R McCaffery menggambarkan pernyataan Fenenko sebagai "mencengangkan" mengingat seberapa kuat NATO dibandingkan dengan Rusia.
Dia berkata: "Kekuatan militer ekonomi dan konvensional NATO/UE berkali-kali lipat dari Rusia."
“Latihan untuk perang dengan NATO melawan musuh yang jauh lebih kecil di Ukraina yang akan sangat buruk bagi Rusia," tuturnya.
"Eskalasi agresi Rusia terhadap negara-negara NATO lainnya akan benar-benar tidak logis," tambahnya.
Komentar Fenenko muncul setelah Swedia dan Finlandia mendaftar untuk bergabung dengan NATO.***