ZONA PRIANGAN - Pasukan Vladimir Putin memperluas kendali di wilayah Luhansk dan Donetsk (Donbass), bagian timur Ukraina.
Serangan pasukan Moskow yang didukung unit milisi Luhansk dan Donetsk terus membersihkan wilayah dari tentara Ukraina.
Setelah mundur dari Kiev, prajurit Kremlin memang dikonsentrasikan pada wilayah Donbass yang ingin memisahkan diri dari Ukraina.
Di Moskow, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan "pembebasan Republik Rakyat Luhansk" akan segera selesai.
Kawasan industri itu mengkompromikan wilayah Donetsk dan Luhansk, yang sebagiannya dikendalikan oleh separatis yang didukung Kremlin.
"Kelompok Angkatan Bersenjata Rusia, bersama dengan unit milisi rakyat Lugansk dan republik rakyat Donetsk, terus memperluas kendali atas wilayah Donbass," kata Shoigu dalam sebuah pidato.
Fokus Rusia pada Donbass mengikuti kegagalannya untuk merebut ibu kota Kiev pada tahap awal invasi yang diluncurkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari.
Dalam minggu-minggu peperangan yang mengadu kekuatan militer Rusia melawan perlawanan Ukraina yang gigih, ribuan orang telah terbunuh dan seluruh kota hancur dalam krisis paling parah di Eropa dalam beberapa dasawarsa.
Hampir sepertiga orang Ukraina telah meninggalkan rumah mereka, termasuk lebih dari 6 juta yang telah meninggalkan negara itu dalam eksodus pengungsi.
Baca Juga: Invasi ke Ukraina Dianggap Rusia Sebagai Latihan Perang untuk Menghadapi NATO dan Perang Dunia
Sementara yang lain tetap terjebak di kota-kota yang dihancurkan oleh pemboman Rusia, lapor Express.
Intelijen militer Inggris mengatakan pada hari Jumat bahwa Rusia kemungkinan akan lebih memperkuat operasinya di Donbass setelah akhirnya mengamankan kota pelabuhan selatan Mariupol.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan pasukan Rusia telah mengubah Donbass menjadi "neraka".
"Donbass benar-benar hancur. Ini adalah neraka di sana," kata Presiden Zelensky dalam pidatonya pada Kamis malam.***