ZONA PRIANGAN - Mengawali Bulan Juli, militer Ukraina mengabarkan berita duka bagi Vladimir Putin, ketika drone Forpost Rusia ditembak jatuh di Mykolaiv.
UAV senilai Rp90,6 miliar milik Moskow itu hancur dihantam roket Ukraina. Forpost gagal melaksanakan misi pengintaian.
Pesawat tak berawak Kremlin semula terbang untuk mendapatkan data intelijen. Namun penerbangannya terdeksi oleh pejuang Kiev.
Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Kepung Tentara Ukraina dan Berusaha Merebut Kilang Minyak di Kota Lysychansk
Komando Angkatan Udara Ukraina menulis di Facebook: "Pada 1 Juli, unit rudal anti-pesawat dari Komando Operasi Pivden [Selatan] menghancurkan pesawat tak berawak Forpost Rusia, di wilayah Mykolaiv."
"Rencana penjajah untuk mendapatkan intelijen terganggu. Kemuliaan bagi Ukraina!"
UAV adalah salinan berlisensi Searcher MkII Israel yang telah dibangun di Pabrik Penerbangan Sipil Ural di Rusia sejak 2010.
Drone ini dapat beroperasi pada jarak lebih dari 124 mil, tetap di udara selama sekitar 10 jam dan dapat mencapai kecepatan fenomenal hingga 112mph.
UAV tersebut dapat membawa dua peluru kendali atau dua bom pesawat dengan berat hingga 100 kg dan bernilai sekitar Rp90,6 miliar.
Ini adalah pukulan besar terbaru bagi Putin setelah pasukan Rusia diusir dari pos strategis Laut Hitam di Pulau Ular oleh pasukan Ukraina.
Pasukan Putin menyerah setelah berjuang untuk menahan serangan intens di kota industri timur Lysychansk, lapor Express.
Rusia mengklaim pada hari Kamis bahwa pihaknya telah memutuskan untuk menarik diri dari Pulau Ular sebagai "isyarat niat baik".
Kremlin menunjukkan bahwa itu tidak menghalangi upaya dari PBB untuk membuka koridor kemanusiaan yang memungkinkan biji-bijian dikirim dari Ukraina.
Tetapi Ukraina bersikeras telah mengusir pasukan Rusia dari singkapan setelah serangan artileri dan rudal ketika Presiden Volodymyr Zelensky memuji kemenangan strategis besar-besaran.
Dia mengatakan dalam video malamnya: "Itu belum menjamin keamanan. Itu belum memastikan bahwa musuh tidak akan kembali."
"Tapi ini secara signifikan membatasi tindakan penjajah. Langkah demi langkah, kami akan mendorong mereka kembali dari laut kami, tanah kami dan langit kami," ujarnya.***