ZONA PRIANGAN - Invasi Rusia ke Ukraina akhir Februari 2022, memanaskan kembali status Semenanjung Krimea yang memilih bergabung dengan Moskow.
Militer Ukraina mengeluarkan peringatan, Krimea menjadi target yang sah untuk diserang karena menjadi pusat pasokan senjata kepada pasukan Vladimir Putin.
Bahkan ada upaya, tentara Ukraina akan menggunakan HIMARS untuk menghancurkan Jembatan Krimea yang menghubungkan ke Rusia.
Menanggapi rencana Ukraina, seorang anggota parlemen Rusia asal Krimea, Mikhail Sheremet memberi respons mengerikan, tulis rt.com.
Menurut Mikhail Sheremet, ada serangan balasan jika Ukraina berani menyerang Krimea. Serangan itu membuat Kiev tidak bisa memulihkannya.
"Serangan itu akan diikuti oleh pukulan telak terhadap pusat pengambilan keputusan di Kiev, infrastruktur militer, pasokan senjata, dan saluran logistik,” ujar Mikhail Sheremet.
Baca Juga: Serangan Brutal Tentara Ukraina Berlanjut ke Wilayah Rusia, Warga Belgorod Tidak Bisa Tidur Nyenyak
“Rezim Kiev akan menerima serangan mematikan sedemikian rupa sehingga tidak akan dapat pulih lagi,” ucap anggota parlemen itu kepada RIA-Novosti pada hari Minggu.
Sebelumnya, juru bicara intelijen militer Ukraina Vadim Skibitskiy, mengklaim bahwa Krimea dapat menjadi sasaran sistem peluncuran roket berganda 142 HIMARS dan M270 MLRS yang dipasok AS.
Semenanjung itu adalah target sah bagi pasukan Ukraina karena menjadi pusat transportasi militer Rusia di tengah konflik antara Moskow dan Kiev.
“Sistem Kalibr, fregat, kapal rudal kecil, kapal selam Rusia di Krimea juga harus diserang karena membahayakan keamanan Ukraina," tutur Skibitskiy.
Sementara Sheremet bersikeras bahwa AS yang memasok senjata mematikan ke Ukraina, juga akan bertanggung jawab atas provokasi terhadap Krimea.
“Rusia tidak akan bermain baik dengan musuh-musuhnya jika AS memutuskan untuk bergabung dengan barisan mereka. Kami memiliki kesempatan untuk menempatkan otoritas Amerika, yang telah melewati semua garis merah,” tambahnya.***