ZONA PRIANGAN - Vladimir Putin yang menghadapi kondisi kesehatan yang makin memburuk tampaknya bimbang pada pilihan akhir invasi di Ukraina.
Kini Vladimir Putin dihadapkan pada opsi menggunakan senjata nuklir atau mengakui kekalahan, setelah invasi berjalan enam bulan.
Di sisi lain, kesehatan Vladimir Putin mulai tidak mendukung untuk tampil di berbagai kegiatan penting di Rusia.
Orang dalam Kremlin mengatakan, Vladimir Putin sudah jarang menghadiri pertemuan petinggi Rusia karena kesehatannya yang sangat memburuk.
Spekulasi telah menunjukkan bahwa dia mungkin menderita kanker atau parkinson. Pada saat yang sama, Putin mendapat kabar kehabisan tentara dan senjata.
Harapan Kremlin untuk kemenangan cepat telah mendapat serangkaian pukulan, dengan Krimea mendapat serangan pesawat tak berawak kamikaze dalam beberapa hari terakhir.
Perlawanan Kiev berlanjut dengan ibukota Ukraina memamerkan puluhan tank Rusia yang ditangkap dan dihancurkan.
The Sun melaporkan bahwa saluran Telegram General SVR, yang mengklaim menawarkan informasi orang dalam yang ingin ditutup Kremlin, berada di balik klaim terbaru mengenai kesehatan Putin.
Ia mengklaim ada "keputusasaan di antara rombongan senior Putin" atas dirinya yang meningkatkan opsi "ekstrim" untuk menyerahkan wilayah Ukraina yang baru-baru ini diinvasi.
Kepala Pertahanan Kremlin juga dilaporkan khawatir bahwa serangan balik militer Ukraina terbukti “efektif”.
Lingkaran dalam Putin juga diperkirakan mengantisipasi "penurunan tajam" dalam kondisi medisnya, lapor Mirror.
Saluran tersebut, yang telah berulang kali membuat klaim bahwa Putin telah didiagnosis menderita kanker dan masalah medis serius lainnya.
Baca Juga: Akibat Serangan HIMARS Ukraina, Jembatan Antonovsky Ditutup untuk Semua Lalu Lintas ke Kherson
Diduga bahwa Vladimir Putin akan berusaha menjelaskan ketidakhadiran sebagai akibat kembalinya pandemi Covid.
General SVR juga mengklaim bahwa dalam pertemuan-pertemuan baru-baru ini berbagai opsi didiskusikan, dari kemungkinan memobilisasi dan menggunakan senjata nuklir taktis, hingga membuka front kedua di negara ketiga.
Bukan tidak mungkin, Vladimir Putin mengeluarkan 'isyarat niat baik' dengan melepaskan wilayah pendudukan Kherson, Zaporizhzhia, dan wilayah Kharkiv hingga Ukraina.***