Setengah dari Pria yang Dimobilisasi di Wilayah Rusia Dipulangkan dan Berujung pada Pemecatan Komisaris

3 Oktober 2022, 20:05 WIB
Seorang prajurit Rusia berbicara kepada tentara cadangan di sebuah titik pertemuan dalam rangka mobilisasi sebagian pasukan, yang bertujuan untuk mendukung kampanye militer negara itu di Ukraina, di kota Volzhsky di wilayah Volgograd, Rusia 28 September 2022. /REUTERS/Stringer

ZONA PRIANGAN - Komisaris militer wilayah Khabarovsk Rusia dicopot dari jabatannya setelah setengah dari personel yang baru dimobilisasi dipulangkan karena mereka tidak memenuhi persyaratan wajib militer, kata gubernur wilayah itu pada Senin pagi.

Mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua, yang dideklarasikan oleh Presiden Vladimir Putin pada 21 September, telah menyebabkan ketidakpuasan yang meluas di kalangan pejabat dan warga.

Salah satu penyebabnya, termasuk soal petugas pendaftaran yang mengirimkan surat panggilan kepada orang-orang yang jelas-jelas tidak memenuhi syarat.

Baca Juga: Jalur Penerbangan Iran-China dengan Ancaman Bom, Pilot Mahan Air Meminta Izin Mendarat di Delhi

"Dalam 10 hari, beberapa ribu warga negara kami menerima panggilan dan tiba di kantor pendaftaran dan pendaftaran militer," kata Mikhail Degtyarev, gubernur wilayah Khabarovsk di Timur Jauh Rusia, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

"Sekitar setengah dari mereka kami pulangkan karena mereka tidak memenuhi kriteria seleksi untuk memasuki dinas militer," tambahnya.

Degtyarev mengatakan, pemecatan komisaris Yuri Laiko tidak akan mempengaruhi rencana mobilisasi yang ditetapkan oleh Putin.

Baca Juga: Putin akan Memproklamirkan Kekuasaan atas Tanah Ukraina yang Dicaplok oleh Rusia

Mobilisasi pria yang kacau untuk berperang di Ukraina, juga telah mendorong ribuan pria yang memenuhi syarat untuk diturunkan dalam pertempuran, melarikan diri dari negara itu untuk menghindari wajib militer.

Mereka yang didaftarkan seharusnya memiliki pengalaman dan spesialisasi militer, tetapi sering kali tidak memperhatikan catatan dinas, kesehatan, status mahasiswa dan bahkan usia.

Sekitar 2.000 orang telah ditangkap pada protes anti-perang di lebih dari 30 kota besar dan kecil, dan beberapa dari mereka segera diberikan surat panggilan, sesuatu yang menurut Kremlin benar-benar legal.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler