ZONA PRIANGAN - Drone buatan Iran menyerang target "infrastruktur kritis" di wilayah Kyiv dan lokasi lain di Ukraina Kamis pagi saat Rusia melanjutkan serangan intensifnya.
Kyrylo Tymoshenko, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan serangan itu terjadi semalam. Pejabat militer regional Kyiv Okeksiy Kuleba mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ada korban dalam serangan itu.
Layanan darurat negara Ukraina mengatakan sedang melakukan upaya pencarian dan penyelamatan setelah rudal Rusia menghantam sebuah bangunan perumahan berlantai lima di Mykolaiv. Para pejabat mengatakan dua lantai teratas struktur itu "hancur total" oleh serangan itu.
Baca Juga: Priyanka Chopra Angkat Bicara tentang Protes Anti-Hijab di Iran
Pihak berwenang mengatakan mereka yakin setidaknya tujuh orang terperangkap di reruntuhan setelah seorang bocah lelaki berusia 12 tahun diselamatkan dari gedung yang rusak.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Kamis bahwa pasukan Rusia di Ukraina selatan tampaknya mengkonsolidasikan garis depan baru di barat Mylove setelah mundur sekitar 12 mil di utara Kherson, lapor UPI.com, 13 Oktober 2022.
"Pertempuran sengit berlanjut di sepanjang garis ini, terutama di ujung barat di mana kemajuan Ukraina berarti Sungai Inhulets tidak lagi melindungi sisi Rusia," kata kementerian itu di Twitter.
"Sebagian besar pasukan Rusia di garis depan ini tetap berada di bawah unit VDV (udara).
“Dalam beberapa hari terakhir, otoritas pendudukan Rusia kemungkinan telah memerintahkan persiapan untuk evakuasi beberapa warga sipil dari Kherson. Kemungkinan mereka mengantisipasi pertempuran yang meluas ke kota Kherson itu sendiri.”
Pertempuran baru terjadi saat Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan bertemu dengan pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan. Turki dapat memainkan peran sebagai mediator dan pembawa damai antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Rusia Hancurkan Kendaraan NATO, Serangan Pejuang Kiev ke Kherson Dicegat Ledakan Drone Lancet
Zelensky telah mengatakan sebelumnya bahwa Ukraina tidak akan tertarik pada pembicaraan damai sampai Moskow menarik pasukan dari Ukraina.
"Banyak yang mengatakan bahwa Turki siap untuk membuat inisiatif lain dalam konteks penyelesaian konflik Ukraina, ada berbagai laporan di media bahwa pihak Turki mengajukan pertimbangan khusus tentang masalah ini," kata Yuri Ushakov, seorang ajudan Putin, menurut CNBC.
"Saya tidak mengesampingkan bahwa Erdogan akan secara aktif menyentuh topik ini selama kontak Astana ini, saya harap jadi diskusi yang sangat menarik," katanya.***