Misteri Asal Batu Raksasa Stonehenge, Mulai Terjawab

31 Juli 2020, 14:21 WIB
BATU sarsen setinggi 23 kaki yang masing-masing berbobot sekitar 20 ton, melingkar membentuk Stonengehe yang misterius.*/NEWS.SKY.COM /

ZONA PRIANGAN – Sebuah sampel dari salah satu tugu batu prasejarah terkenal yang diambil saat pemeliharaan tahun 1958, telah mengungkapkan bahwa batu Stonehenge seberat 20 ton itu berasal dari daerah West Woods.

Lokasi tersebut, sekitar 15 mil jauhnya dari situs Stonehenge, dekat kota Marlborough, Inggris.

Robert Phillips yang bekerja untuk bisnis pemotongn intan yang berbasis di Basingstoke telah dipekerjakan untuk meneguhkan salah satu batu Stonehenge dengan batang logam, itu terjadi pada 60 tahun yang lalu.

Baca Juga: BTS Masuk Tiga Nominasi untuk MTV Video Music Awards 2020

Saat dia bekerja di sana, dia mengambil sampel inti batu dan menyimpannya untuk dia sendiri, dan terbawa saat dia beremigrasi ke Amerika Serikat.

Batu sampel itu tidak ada yang mengetahui keberadaannya hingga enam dekade sebelum Phillips akhirnya ingin mengembalikannya ke Inggris saat ia berusia 90 tahun.

Para pakar telah lama mencurigai batu-batu besar yang disebut sarsen ini berasal dari Marlborough Downs, namun tidak pernah benar-benar diyakini.

Baca Juga: Perjanjian Linggarjati, Belanda Ngotot Ingin Menguasai Bangunan Bekas Gubuk Janda Jasitem

Namun kini sampel tersebut telah dikembalikan, dan uji sinar-x telah mengungkap batu-batu ini ternyata berasal West Woods, menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances.

Inti batu ini telah dipotong dan dianalisis komposisi kimianya serta dibandingkan dengan sampel bongkahan sarsen di 20 area yang terbentang dari Devon ke Norfolk, termasuk enam di Marlborough Downs di sebelah utara Stonehenge.

Analisis menyimpulkan bahwa batu 58, inti batu yang diambil Phillips, dan kebanyakan batu sarsen, kemungkinan besar berasal dari tempat yang jaraknya sekitar 15 mil ke utara lingkaran batu prasejarah ini.

Baca Juga: Warga Subang Banyak yang Berkurban, Ruhimat: Pandemi Covid-19 Tidak Menggangu Ibadah

Susan Greaney dari English Heritage mengatakan ini sebagai “getaran hati yang sesungguhnya” untuk menemukan kawasan di mana para pembangun Stonehenge mengambil sumber material sekitar 2.500 sebelum Masehi.

"Kita kini bisa mulai memahami rute yang mungkin mereka lalui dan menambahkan keping-keping pada teka-teki ini,” tambah Greaney seperti dikutip Sky News, baru-baru ini.

Professor David Nash, dari Universitas Brighton, yang memimpin riset ini, sungguh berterima kasih pada keluarga Phillips yang telah mengembalikan sampel yang hilang ini.

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian Anak Tenggelam di Sungai Ciwaringin Cirebon

Stonehenge telah lama dihubungkan dengan ritual Pagan dan dipercaya sebagai tempat titik balik matahari (equinox) setiap tahun.***

 

Editor: Parama Ghaly

Sumber: News Sky

Tags

Terkini

Terpopuler