ZONA PRIANGAN - Selama kampanye pemilu Presiden (pilpres) Amerika serikat 2020 lalu, ternyata lebih dari 130 anggota Dinas Rahasia yang mengawal Donald Trump terinfeksi virus Corona, menurut sebuah laporan akhir pekan lalu.
Setelah terbukti positif Covid-19, kemudian para petugas itu diperintahkan untuk melakukan isolasi atau karantina.
Dikutip ZonaPriangan.com dari RRI, mereka diyakini terkena virus corona selama kampanye pilpres Trump sebelum pemilu 3 November.
Baca Juga: Dibuka Pendaftaran UKMPPG Periode 2 - 5 Tahun 2020, Berikut Informasi, Link dan Alur Pendaftaran
Baca Juga: Reuni 212 Minta Ditunda karena Pandemi, Pimpinan Ponpes Buntet Cirebon: Masyarakat Masih Belum Sadar
Baca Juga: Masih Dibuka Untuk Dapat BLT UMKM Rp2,4 Juta, Inilah Cara Daftar Banpres di eform.bri.co.id/bpum
Pada acara kampanye tersebut, banyak hadirin tidak menggunakan masker, demikian dilaporkan Washington Post, seperti dikutip RRI.
Dinas Rahasia memiliki tanggung jawab untuk melindungi presiden AS beserta keluarganya.
Baru-baru ini Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows, penasihat politik Corey Lewandowski dan David Bossie, serta sejumlah anggota staf Komite Nasional Republik juga dinyatakan positif Covid-19.
Baca Juga: Running Man Dikecam Pemirsa Karena Game yang Berbahaya, Hoshi dan Mingyu SEVENTEEN Ikut Main Loh !
Baca Juga: TWICE Ragu Siaran Langsung dari Dorm Mereka, Ini Alasannya
Virus itu sejauh ini telah menginfeksi 10,5 juta orang dan menyebabkan 242.000 orang meninggal di AS.
Trump sendiri dan Ibu Negara Melania pada awal Oktober lalu terbukti positif corona.
Setelah ajudannya, Hope Hicks, terlebih dahulu dinyatakan positif corona, Trump baru mengumumkan positif Covid-19.
Baca Juga: Joan Mir, Juara Dunia MotoGP 2020, Berikut Profil, Dari Perjalanan Karier Sampai Juara Dunia MotoGP
Baca Juga: Inilah Hasil MotoGP Valencia 2020, Morbidelli Raih Posisi Pertama Tapi Juan Mir Juara Dunia MotoGP
Menurut data terbaru dari Universitas Johns Hopkins di Negara Bagian Maryland, AS, secara global, jumlah kasus Covid-19 hampir mendekati 53 juta dan 1,3 juta kematian.***