Cina Ingin Mengatur Cuaca Dunia, Kini Giliran Korea Selatan Ciptakan Matahari Buatan

- 27 Desember 2020, 09:21 WIB
FOTO ilustrasi matahari.*
FOTO ilustrasi matahari.* /Sachin C Nair /Pexels

KSTAR mampu menimbulkan panas setinggi 100 juta derajat celcius dalam operasionalnya selama 20 detik.

Hal ini merupakan rekor tersendiri karena pada 2018 dan 2019 lalu, KSTAR hanya mampu menghasilkan panas serupa namun hanya dalam tempo 1,5 detik.

Baca Juga: Tiga Relawan Meninggal setelah Menerima Vaksin Covid-19, Dokter: Korban Tewas Tersambar Petir

Kini SNU dan Universitas Columbia Amerika Serikat akan melanjutkan penelitian dengan memproyeksikan suhu matahari buatan itu dengan matahari asli.

Masalah utama yang dihadapi tim pengembang ialah bagaimana caranya KSTAR dapat beroperasi secara konstan tanpa harus kehilangan ion plasma secara cepat saat beroperasi kelak.

Teknologi yang dibutuhkan untuk operasi jangka panjang 100 juta-plasma adalah kunci realisasi energi fusi.

Baca Juga: Covid-19 Jenis Baru Masuk Singapura, Indonesia Perlu Lakukan Antisipasi

Keberhasilan KSTAR dalam mempertahankan plasma bersuhu tinggi selama 20 detik akan menjadi titik balik yang penting.

"Ini menyangkut komponen penting dari reaktor fusi nuklir komersial di masa depan," kata Direktur Si-Woo Yoon dari Pusat Penelitian KSTAR.

Dr. Young-Seok Park dari Universitas Columbia sangat antusias akan penemuan ini dan berharap KSTAR dapat mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan panas dalam 300 detik.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Zonajakarta EurekaAlert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x