Ilmuwan Afrika Selatan Menemukan Bahan Kimia Baru Pembunuh Parasit Malaria

- 19 Januari 2021, 22:16 WIB
Penyakit malaria disebarkan melalui gigitan nyamuk./Pixabay/
Penyakit malaria disebarkan melalui gigitan nyamuk./Pixabay/ /

ZONA PRIANGAN - Para ilmuwan di Afrika Selatan telah menemukan senyawa kimia yang bisa secara potensial digunakan sebagai obat baru untuk malaria dan bahkan mampu membunuh parasitnya pada tahap infeksi, yang belum pernah ada obatnya.

Penelitian yang dilakukan di Universitas Pretoria ini, dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications minggu lalu, menemukan bahwa senyawa kimia yang tengah diujicoba untuk obat TBC dan kanker – inhibitor JmjC ML324 dan kandidat klinis anti-TBC SQ109 – bisa membunuh penyakit akibat parasit pada tahap menginfeksi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan November lalu bahwa kematian karena malaria menyebabkan kekacauan selama pandemi virus corona karena penyakit gigitan nyamuk ini lebih jauh melampaui korban akibat Covid-19 di Afrika Sub-Sahara.

Baca Juga: Stres Bisa Menurunkan Efektivitas Vaksin, Solusinya Berolahraga dan Cukup Tidur

Malaria membunuh lebih dari 400.000 orang di seluruh dunia pada 2019, menurut gambaran terakhir WHO. Ada 229 juta kasus di dunia, dan 215 juta-nya di benua Afrika.

“Inovasi kami di sekitar penemuan senyawa yang mampu menghalangi tahap transmisi dan bila kami mampu melakukannya, maka kami mungkin bisa menghentikan penyebaran malaria ini,” kata Lyn-Marie Birkholtz, ketua riset di Pengendalian Malaria Berkelanjutan dan profesor biokimia di Afrika Selatan, kepada Reuter belum lama ini.

Menurutnya, kebanyakan obat-obat membunuh malaria ketika sudah menetap di liver atau setelah menginfeksi sel-sel darah merah, namun tidak bisa diatasi bila parasit sudah terlepas dari sel-sel, yang ditransmisikan ke orang lain lewat gigitan nyamuk.

Baca Juga: Pria Gengsi Akui Cemburu, Pahami Ini 5 Tandanya, Nomor 3 Cukup Mengganggu 

“Bila kita bisa mengembangkan senyawa-senyawa tersebut … maka kita memiliki peranti baru yang bisa digunakan untuk membasmi malaria,” kata Birkholtz.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x