Melansir dari scmp.com, gejala yang paling banyak dialami oleh pasien-pasien tersebut yaitu pusing, ingatan yang buruk, kesulitan tidur, napas pendek dan rambut rontok.
"Penemuan baru kami tentang disbiosis persisten pada pasien COVID-19 yang sembuh menyoroti bahwa ketidakseimbangan bakteri usus dengan gangguan kekebalan dapat menyebabkan efek 'COVID-19 jangka panjang,'" jelas Profesor Francis Chan Ka Leung, salah satu peneliti dan Direktur Pusat Penelitian Mikrobiota Usus universitas.
Baca Juga: Jahe Memang Berkhasiat, Tapi Awas Berpotensi Timbulkan Komplikasi, Bagi 9 Kategori Orang Ini
Penelitian tersebut dilakukan dengan mengambil 100 pasien COVID-19 dari bulan Februari sampai Mei tahun lalu yang sudah sembuh.
30 orang diantaranya sembuh dari COVID-19 pada 6 bulan kemudian. Di luar jumlah tersebut, 24 orang melaporkan bahwa mereka masih mengalami setidaknya satu gejala, sedangkan sembilan lainnya mengalami lebih dari tiga gejala.
Profesor Ng Siew Chien mengungkapkan bahwa orang tua, kegemukan dan mereka yang mengidap penyakit kronis berisiko tinggi mengalami disbiosis yang bisa memberikan efek komplikasi jangka panjang COVID-19.
Baca Juga: Biasa Minum Kopi Instan Sachetan, Ketahui Ini 8 Bahayanya, Nomor 5 Tinggi Risikonya
Sementara itu, bakteri dalam tubuh juga dapat mempengaruhi efisiensi vaksin COVID-19.
"Kita tahu bahwa keefektifan dan berapa lama vaksin dapat bertahan juga mungkin dipengaruhi oleh mikrobiota," ungkap Ng Siew Chien.
Baca Juga: Harganya Bikin Kantong Jebol Tapi Tetap Dicari Orang, Ini Tanaman Hias Philodendron yang Unik