Siap Lawan Ancaman Rudal China, Kapal Perang AS dan Inggris Bergabung di Laut Natuna Utara

- 6 Februari 2021, 21:19 WIB
Foto Ilustrasi Kapal Perang.
Foto Ilustrasi Kapal Perang. /Pixabay/Hasan Çilingir

ZONA PRIANGAN - China justru memperingatkan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan negaranya.

Sebagaimana dilansir dari laman Express, para ahli mengatakan China telah bersiap melakukan peluncuran rudal DF-17 untuk melawan latihan militer maritim.

Para ahli memperkirakan akan ada kerusakan yang mengakibatkan kerugian besar, lantaran rudal hipersonik yang berkekuatan multi-juta pound itu berpotensi menghancurkan aset milik lawan.

Baca Juga: Dompet yang Hilang 53 Tahun yang Lalu, Akhirnya Kembali Lagi ke Pemiliknya

Melihat hal itu, Kapal induk Inggris dikabarkan akan bergabung dengan angkatan laut Jepang dan AS di Laut Natuna Utara untuk melakukan protokol kebebasan navigasi di perairan yang disengketakan.

Hal tersebut menambah daftar musuh baru China. Walaupun kapal Inggris bergabung dengan AS, China tak gentar menghadapinya.

Sebuah Rudal DF-17 China disebut memiliki jangkauan 1.500 mil, dan dapat meluncur dengan kecepatan Mach 10 atau 7.600mph.

Baca Juga: China Akhirnya Usir Kapal Perang Amerika Dari Laut Natuna Utara

Dr Sidharth Kaushal, dari Royal United Service Institute, mengatakan rudal milik China itu relatif murah untuk diproduksi, yang artinya militer Negeri Tirai Bambu ini bisa meluncurkan rudal mematikan itu dalam jumlah banyak.

Ia mewanti-wanti akan kerusakan yang bisa dialami HMS Queen Elizabeth, lantaran rudal hipersonik China merupakan pengubah permainan.

“Paling sedikit itu akan mengakhiri misinya, tetapi kemungkinan besar menenggelamkannya,” ujar Dr Kaushal.

Baca Juga: Hiu Purba, Salah Satu Monster Kuno yang Lebih Besar dari Hiu Putih, Tertangkap Kamera di Kedalaman Laut

Dikatakan Dr Kaushal DF-17 menimbulkan tantangan besar bagi angkatan laut di dunia.

“Jadi penyerang dapat membuang beberapa rudal, sedangkan bek menghadapi masalah yang bahkan satu pukulan ke kapal induk dapat menjadi bencana besar,” kata Dr Kaushal.

“Jika sebuah serangan gagal, maka kerugian rudal yang menelan biaya beberapa juta pound tidaklah besar, tetapi China telag mengembangkan persediaan rudal yang cukup besar,” ujarnya menambahi.

Baca Juga: Inilah Penyebab Dua Ekor Harimau Milik Sinka Zoo Singkawang Lepas dan Tewaskan Sang Pawang Setelah Diserang

Rudal hipersonik yang mengubah arah cukup cepat akan menyulitkan para lawan untuk mengidentifikasi targetnya.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel Musuh China Bertambah, Kapal Inggris Bergabung dengan AS di Laut Natuna Utara Lawan Ancaman Rudal Beijing
 
Bill Hayton dari Associate Fellow with the Asia-Pasific Programme di Chatham House, menyarankan bahwa meskipun kedua belah pihak akan berupaya menghindari konflik, tetap akan ada kemungkinan ketegangan bisa meletus.

Skenario terburuknya, China akan mengirim kapal militer yang menyamar sebagai kapal penangkap ikan untuk mengintai kapal induk, untuk ‘merekayasa konfrontasi yang memalukan’.

“Mereka akan mengatakan kami telah melecehkan kapal penangkap ikan yang tidak bersalah padahal sebenarnya itu adalah kapal angkatan laut dengan pekerjaan yang berbeda. Ini pasti tidak stabil dan ada konfrontasi yang terjadi setiap minggu yang tidak kami dengar,” ujar Hayton.

Baca Juga: Sudah Banyak Keluarkan Biaya Rencana Nikah, Ayu Ting Ting Bantah Ibundanya Sakit

Tentu hal itu akan menjadi ujian bagi angkatan laut, ujian disiplin, komando, kedaulatan bagi hubungan Inggris-China.

Diketahui HMS Queen Elizabeth akan bergabung dengan kapal AS dan Jepang di dekat Kepulauan Ryukyu, paling cepat tahun ini.

Kehadiran Inggris itu semakin tak diinginkan China, pasalnya pihak China percaya bahwa Laut Natunar Utara seharusnya tidak menjadi lautan persaingan kekuatan besar yang didominasi senjata dan kapal perang.*** (Nopsi Marga/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x