Selama Pandemi Covid-19, Pelecehan Terhadap Tenaga Kesehatan Justru Meningkat

- 24 Februari 2021, 05:46 WIB
Ilustrasi korban pelecehan seksual.*
Ilustrasi korban pelecehan seksual.* /Pexels /Rodnae

ZONA PRIANGAN - Amir sedang mencoba untuk menghentikan pasien meninggalkan bangsal ketika sebuah pukulan mendarat di pipi kirinya begitu keras sehingga hidungnya mulai berdarah.

“Saya kaget,” kata Amir, tenaga kesehatan (nakes) di Singapore General Hospital (SGH) yang kepada Channel News Asia (CNA), Selasa 23 Februari 2021.

Dia mengaku tak pernah mengalami hal seperti itu selama 15 tahun bekerja.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Saat Telanjang, Cewek Ini Tidak Membutuhkan Baju, Cukup Menutup Tubuh dengan Rambut Panjangnya

Menggambarkan kejadian di bulan Januari, Sheila, perawat yang membantu Amir dengan pasiennya, mengungkapkan, pasien tersebut gelisah ketika proses kepulangannya ditunda, dan dia mencoba pergi tanpa obat.

Tenaga kesehatan mengetahui bahwa pasien tersebut memiliki masalah kesehatan mental ketika dia dirawat akibat kondisi medis yang akut.

"Setelah dipukul, dia (pasien) juga bengong," kata Sheila.

Baca Juga: Ini Karakter Ibu-ibu yang Mudah Jatuh Dalam Pelukan Suami Orang

Baca Juga: Ibu-ibu yang Pernah Tidur dengan Suami Orang, 5 Gejalanya Langsung Dirasakan Pasangan yang Sah

"Dia hanya menatap... dan tetap diam, tidak melakukan apa-apa. Dia tidak terus menjadi agresif atau kasar,” tambahnya.

Lalu petugas keamanan rumah sakit dipanggil.

Amir pergi ke bagian unit gawat darurat di mana hasil rontgen dan pengamatan menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.

Baca Juga: Nissa Sabyan Masih Bocah Belum Kepikiran Nikah Siri, Haji Komar: Tuduhan Sebagai Pelakor Sangat Menyakitkan

Baca Juga: Ahli Tarot Menerawang, Nissa Sabyan dan Ayus Sabyan Dekat Karena Cinlok tapi Sekarang Lagi Bimbang

Dia mengatakan kepada CNA dalam sebuah wawancara telefon bahwa dia telah melupakan insiden itu.

Dengan pasien yang memiliki riwayat masalah kesehatan mental, Sheila mengatakan, dia dan rekan-rekannya akan lebih berhati-hati untuk tidak memicunya.

Meski tidak pernah diserang secara fisik, dia mengatakan insiden seperti itu "cukup umum".

Baca Juga: Taktik Ibu Ini Sangat Cerdas, Menjebak Suami Selingkuh dengan Cara Minta Dikirimi Foto Selfie

Baca Juga: Sungai Ini Selalu Menggoda Setiap Orang untuk Melompat dan Berakhir dengan Kematian

"Pelecehan fisik terjadi karena pasien tidak dalam keadaan pikiran yang benar," katanya.

Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong mengatakan, jumlah kasus kekerasan dan pelecehan meningkat dari 1.080 pada 2018 menjadi 1.300 tahun lalu.

Selama periode yang sama, jumlah kasus yang melibatkan tenaga kesehatan umum yang sedang bertugas yang dilaporkan ke polisi berdasarkan Undang-Undang Perlindungan meningkat dari 40 menjadi 58.

Baca Juga: Bus Penuh Penumpang Masuk Saluran Air, 40 Orang Tewas di Lokasi Kejadian

Baca Juga: Dua Desa di Kaki Gunung Ciremai Sempat Mencekam, Tiap Pagi Warga Temukan Ceceran Darah

Sejalan dengan angka tersebut, SGH telah melihat peningkatan jumlah kasus pelecehan yang dihadapi oleh staf garis depan, kata kepala komunikasi rumah sakit Jennifer Wee.

Di SGH saja, selama pandemi Covid-19, ada hampir 200 kasus, hampir tiga kali lipat dari tahun 2016.

Alasan umum di balik kekerasan dan pelecehan yang disengaja adalah permintaan yang tidak masuk akal untuk layanan tambahan.

Baca Juga: Perempuan Ini Sedih, Kulit di Ibu Jarinya Selalu Ditumbuhi Bulu Kemaluan

Baca Juga: Mencukur Bulu Kemaluan dan Cabut Bulu Ketiak Jangan Lebih dari 40 Hari, Ini Penjelasannya

Di antaranya, kata Wee, permintaan anggota staf untuk membeli minuman berkarbonasi atau memberikan perlakuan istimewa.

Lebih lanjut, kata Wee, beberapa bentuk kekerasan dan pelecehan lainnya termasuk berteriak dan mengancam, dan kekerasan fisik seperti mendorong dan memukul.

Korban biasanya adalah staf garis depan seperti dokter, perawat, serta asisten dan tenaga kesehatan, terutama mereka yang terlibat dalam perawatan pasien langsung.

Baca Juga: Istilah Nafsu Amarah Muncul Setelah Istri Raja Jatuh Cinta pada Anak Angkatnya

Baca Juga: Ada Tiga Jenis Nafsu pada Manusia, Cuma Nomor 3 yang Harus Dihindari

Otoritas SGH mengatakan bahwa ketika karyawannya sedang dilecehkan, mereka akan segera mencari bantuan dari rekan-rekan terdekat.

Kemudian supervisor diberi tahu dan jika aman untuk melakukannya, supervisor akan mendekati dan berbicara dengan pasien yang marah atau kerabat terdekat.

"Jika mereka tidak bisa ditenangkan, dan keselamatan staf terancam, keamanan kami akan disiagakan,” kata Wee, dikutip laman Channel News Asia.(SF)***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah