Network
Pada hari-hari menjelang kompetisi final, Miss Myanmar Thuzar Wint Lwin, yang masuk 21 besar, mencuri perhatian juri ketika dia menggunakan waktunya dalam sorotan untuk membawa perhatian pada kudeta di negaranya.
"Saudara-saudara kami sekarat dan ditembak oleh militer setiap hari," katanya dalam video biografinya, yang menunjukkan foto-foto dirinya mengambil bagian dalam protes anti-kudeta, seperti dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Senin 17 Mei 2021.
"Oleh karena itu, saya ingin mendorong semua orang untuk berbicara tentang Myanmar," tambahnya.
Baca Juga: Presiden Turki Erdogan: PBB Harus Bertindak untuk Menghentikan Kekerasan di Gaza
Dia juga memenangkan penghargaan untuk kostum nasional terbaik, segmen kompetisi yang diadakan pada Kamis, dia mengenakan pakaian dengan manik-manik dalam pola tradisional Burma dan mengacungkan tanda yang bertuliskan,"Berdoa untuk Myanmar".
Myanmar menjadi gencar diberitakan sejak 1 Februari, ketika militer mereka menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.
Setidaknya 796 orang telah terbunuh oleh pasukan keamanan sejak itu, menurut kelompok pemantau lokal, sementara hampir 4.000 orang berada di balik jeruji besi.
Miss Singapura Bernadette Belle Ong, yang tidak masuk 21 besar, juga menggunakan bagian kostum nasional untuk membuat pernyataan politik.
Baca Juga: Anthurium Hookeri Sweeta Miliki Daun Lebar dan Besar dengan Banyak Kerutan di Permukaannya
Mengenakan bodysuit merah berkilauan dan sepatu bot setinggi paha yang serasi, dia berbalik untuk memperlihatkan jubahnya dengan warna bendera Singapura, dicat dengan kata-kata, "Hentikan Kebencian Asia".
