Hasil Studi: Vaksin Oxford Pfizer 80 Persen Efektif pada Varian yang Ditemukan Di India

- 23 Mei 2021, 12:05 WIB
 Vaksin dua dosis Oxford / AstraZeneca sedang diproduksi oleh Serum Institute of India.
Vaksin dua dosis Oxford / AstraZeneca sedang diproduksi oleh Serum Institute of India. /NDTV.COM

ZONA PRIANGAN - Statistik Public Health England (PHE) terbaru yang dirilis awal pekan ini menunjukkan bahwa jumlah kasus varian B1.617.2 telah meningkat 2.111 selama seminggu terakhir untuk mencapai 3.424 kasus di seluruh negeri.

Sementara sebuah penelitian baru pemerintah Inggris melaporkan, bahwa dua dosis dari vaksin Oxford / AstraZeneca atau Pfizer yang lebih dari 80 persen efektif dalam mencegah infeksi dari varian B1.617.2 COVID-19, yang pertama kali ditemukan di India.

Vaksin dua dosis Oxford / AstraZeneca juga diproduksi oleh Serum Institute of India sebagai Covishield dan diberikan di antara populasi orang dewasa di India untuk melindungi dari virus mematikan.

Baca Juga: ‘Ikatan Cinta’ 23 Mei 2021: Al-Andin Raih Bahagia, Ricky Tahu Elsa Hamil dari Dia, Nino Hidup untuk Terpedaya

Penemuan di Inggris dikatakan berdasarkan data dari Public Health England (PHE) dan juga mengungkapkan bahwa kedua dosis tersebut memberikan perlindungan 87 persen dari varian B.117, pertama kali ditemukan di wilayah Kent di Inggris dan juga dianggap sangat mudah menular.

Menurut surat kabar 'The Telegraph', temuan studi terbaru dipresentasikan pada pertemuan Kelompok Penasihat Ancaman Virus Pernafasan Baru dan Berkembang (Nervtag) pemerintah minggu ini, seperti dikutip ZonaPriangan dari NDTV, 22 Mei 2021.

Statistik PHE terbaru yang dirilis awal pekan ini menunjukkan bahwa jumlah kasus varian B1.617.2 telah meningkat 2.111 selama seminggu terakhir untuk mencapai 3.424 kasus di seluruh negeri.

Baca Juga: Peta Satelit Google Menunjukkan 'Pesawat Hantu' yang Menakutkan di Lokasi Kecelakaan Mematikan di AS

"Saya pikir itu jelas berkembang, yang dapat dilihat siapa pun dari angka-angka yang dilaporkan minggu demi minggu," kata Dr Jeffrey Barrett, direktur genomik COVID-19 di Sanger Institute, kepada BBC.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x