Hasil Studi Institut Pasteur Prancis:Vaksin Pfizer Kurang Efektif, Tapi Masih Memberikan Perlindungan

- 30 Mei 2021, 10:05 WIB
Vaksin Covid-19.
Vaksin Covid-19. / Pixabay/Jan Felix Christiansen

ZONA PRIANGAN - Vaksin corona Pfizer sedikit kurang efektif tetapi tampaknya masih memberikan perlindungan terhadap varian corona yang lebih mudah menular yang ditemukan di India, menurut sebuah studi oleh Institut Pasteur Prancis.

"Meskipun kemanjurannya sedikit berkurang, vaksin Pfizer mungkin memberikan perlindungan terhadap varian yang ditemukan di India, menurut hasil uji laboratorium," kata Olivier Schwartz, direktur Institut Pasteur Prancis, seperti dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Sabtu 29 Mei 2021.

Studi ini mengambil sampel 28 petugas kesehatan di kota Orleans. Enam belas di antaranya telah menerima dua dosis vaksin Pfizer, sedangkan 12 telah menerima satu dosis vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Najwa: Ada Tidaknya Daftar KPK yang Dinonaktifkan, Jadi yang Mengarang-ngarang Cak Harun atau Pak Gufron?

Orang yang telah menerima dua dosis Pfizer melihat penurunan tiga kali lipat dalam antibodi mereka terhadap varian B.1.617, menurut penelitian, tetapi masih terlindungi.

"Situasinya berbeda dengan vaksin AstraZeneca, yang menyebabkan tingkat antibodi yang sangat rendah untuk menetralkan" varian tersebut, kata studi tersebut.

"Pasien yang menderita corona dalam satu tahun terakhir dan orang yang divaksinasi dengan dua dosis Pfizer memiliki cukup antibodi untuk memberikan perlindungan terhadap varian yang ditemukan di India, tetapi antibodi tiga hingga enam kali lebih sedikit daripada yang melawan varian Inggris," tambahnya.

Baca Juga: Ahli Gizi Seleb Yasmin Karachiwala Berbagi Tips Kesehatan Untuk Wanita

Studi tersebut menunjukkan bahwa varian tersebut telah resistensi parsial terhadap antibodi.

"Varian ini telah memperoleh resistensi parsial terhadap antibodi," ujarnya.

Sejak pertama kali muncul pada akhir 2019 di China, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan corona telah mengembangkan beberapa varian, biasanya dinamai untuk tempat pertama kali muncul termasuk yang disebut strain Afrika Selatan dan Inggris.

Baca Juga: Warga Sunderland Mulai Ketakutan, 150 Juta Tikus Monster Bakal Menyerang Inggris saat Barbekyu

Varian yang pertama kali terdeteksi di India tampaknya jauh lebih mudah ditularkan daripada variasi sebelumnya.

Sekarang secara resmi telah tercatat di 53 wilayah, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Untuk mencoba mencegah penyebarannya, Prancis dan Jerman telah memperkenalkan kembali aturan yang lebih ketat tentang kedatangan dari negara-negara yang terkena dampak, termasuk Inggris Raya.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x