Pemimpin Oposisi Israel Membentuk Koalisi Baru untuk Mengakhiri Pemerintahan Benjamin Netanyahu

- 4 Juni 2021, 07:03 WIB
Pemimpin oposisi Israel membentuk koalisi baru untuk mengakhiri pemerintahan Benjamin Netanyahu.
Pemimpin oposisi Israel membentuk koalisi baru untuk mengakhiri pemerintahan Benjamin Netanyahu. /NDTV.COM

Di depan hotel tempat negosiasi berlangsung, ratusan demonstran, baik yang mendukung maupun yang menentang "koalisi perubahan", berunjuk rasa di bawah pengawalan ketat polisi.

Lapid, mantan presenter televisi yang mengepalai partai sentris sekuler Yesh Atid, Minggu lalu mendapat dukungan penting dari Bennett, ketua partai "Rightward" Yamina.

Untuk membangun blok anti-Netanyahu, Lapid harus menandatangani kesepakatan individu dengan tujuh pihak.

Baca Juga: Diler Perahu Sediakan Hadiah Rp1,42 Miliar bagi Siapa pun yang Bisa Menangkap Ikan Spesifik Ini

Mereka termasuk partai Harapan Baru yang hawkish dari mantan sekutu Netanyahu, Gideon Saar, dan partai nasionalis sayap kanan sekuler Avigdor Lieberman, Yisrael Beitenu.

Juga bagian dari aliansi adalah partai Biru dan Putih sentris Menteri Pertahanan Benny Gantz, partai Buruh yang kuat secara historis dan partai Meretz yang dovish.

Pemimpin partai konservatif Islam Arab Israel Raam, Mansour Abbas, Rabu malam juga setuju untuk bergabung dengan koalisi setelah mengamankan janji untuk dana dan kebijakan yang akan menguntungkan 20 persen minoritas Israel keturunan Palestina.

Baca Juga: Ikatan Cinta, 3 Juni 2021: Al Seret Elsa ke Muka Hukum, Ricky Semakin Nekat, Nino Terperangkap Jebakan Sendiri

"Saya baru saja menandatangani kesepakatan dengan Yair Lapid sehingga dia dapat menyatakan bahwa dia dapat membentuk pemerintahan setelah mencapai ... kesepakatan tentang berbagai masalah yang melayani kepentingan masyarakat Arab," katanya.

Meskipun partai-partai Arab lainnya mendukung mendiang perdana menteri Yitzhak Rabin dari luar koalisinya pada 1990-an, Abbas adalah politisi Arab pertama di Israel yang secara terbuka menawar peran dalam koalisi, kata analis politik Afif Abu Much.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x