Di Ekuador Jenazah Korban Covid-19 Dibiarkan di Jalan, Sejumlah Negara Kehabisan Lahan Kuburan

- 21 Juli 2021, 21:07 WIB
Peta negara yang mengalami krisis lahan kuburan.*
Peta negara yang mengalami krisis lahan kuburan.* /The Sun/

ZONA PRIANGAN - Selama pandemi Covid-19, terjadi krisis pemakaman seperti di Inggris, Amerika, Mexico, Brasil, Ekuador, Rusi dan Indonesia.

Lahan kuburan jadi habis, cepat terisi oleh jenazah korban Covid-19. Bahkan di beberapa wilayah mayat dibiarkan begitu saja di jalanan dan sungai.

Berikut catatan The Sun yang dikutip zonapriangan.com terkait krisis lahan kuburan setelah melonjaknya korban Covid-19.

Baca Juga: Warga Marah Hancurkan Salib Besar di Puncak Gunung Tzouhalem, Ada yang Usul Ganti dengan Tiang Totem

Di pemakaman Butovskoye di Moskow kehabisan ruang setelah Rusia menderita sejumlah besar kematian karena kegagalan kampanye vaksinasi.

Mereka yang bekerja di krematorium mengeluh mengatasi permintaan plot, sering menumpuk lusinan peti mati di atas satu sama lain.

Para penggali kubur yang mengenakan jas hazmat putih bekerja keras di pemakaman Vila New Cachoeirinha di Sao Paulo, Brasil.

Baca Juga: Geng Narkoba Brasil Eksekusi Wanita Kembar Disiarkan Langsung Lewat Instagram

Negara ini telah menjadi salah satu yang paling parah terkena dampak virus, dengan lebih dari 500.000 kematian hingga saat ini.

Akibatnya, dilakukan penggalian massal 1.000 kerangka di makam yang lebih tua untuk memberi ruang bagi lebih banyak mayat.

Pemakaman juga harus melakukan penguburan larut malam, bekerja sepanjang waktu untuk memenuhi permintaan.

Baca Juga: Postingan Terakhir Influencer Cantik: Hidup Itu Singkat, Tak Lama Kemudian Julia Mengalami Tabrakan Maut

Masih di Brasil, kuburan terbesar di Manaus juga cepat terisi oleh korban Covid-19.

Peristiwa mengerikan terjadi di Ekuador. Pada puncak pandemi tahun lalu, mayat-mayat menumpuk di jalanan Kota Guayaquil.

Keluarga terpaksa meninggalkan mayat di jalan-jalan dan masalahnya menjadi sangat parah.

Baca Juga: Pengakuan Sejumlah Pasien Dr Parnia, Setelah Meninggal Disambut Kehidupan yang Damai

Pemakaman Muslim dekat Chislehurst, London tenggara mengalami nasib serupa. Satu liang lahat sering diisi sepuluh mayat.

Kamar mayat sementara dengan kapasitas 672 mayat disiapkan di Hillingdon, London Utara, dan mayat disimpan di tenda sementara di Kent, Surrey dan Lincolnshire.

Makam Islam Jadid Qabristan, di pinggiran Delhi, adalah yang terbesar dan tertua di India, awal tahun ini sudah penuh dengan jenazah.

Baca Juga: China Ancam Jatuhkan Bom Nuklir ke Jepang, Ben Wallace: Inggris Tidak Takut

Sebuah pemakaman di Tijuana, Meksiko, terpaksa memanggil buldoser untuk membersihkan lahan guna memberi ruang bagi lebih banyak kuburan dan jenazah korban yang tiba dalam kantong plastik.

“Mayoritas jenazah [Covid] dibungkus dalam kantong plastik dan peti mati juga dimasukkan ke dalam plastik,” kata salah satu penggali kubur kepada LA Times.

Indonesia saat ini mengalami wabah Covid terparah sejauh ini, dengan lebih dari 70.000 nyawa melayang, dan banyak yang percaya bahwa jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi.

Baca Juga: Chihuahua, Anjing Kecil dan Lucu Ini Menghadapi Hukuman Mati Karena Menggigit Seorang Wanita

Pemakaman Umum Rorotan, di Jakarta, telah melihat lebih dari 1.800 korban pandemi dimakamkan di sana, dengan satu penggali kubur memperkirakan mereka menggali 100 kuburan setiap hari.

Pada puncak pandemi Amerika, 800 warga New York sekarat per hari, meninggalkan kamar mayat, rumah duka dan kuburan meluap.

Ketika polisi menemukan lusinan mayat membusuk di dua truk di luar salah satu rumah duka, pemilik mengatakan kepada mereka bahwa dia kehabisan tempat.

Baca Juga: Kasihan Ayam Kalkun, Sejumlah Negara Tidak Mau Mengakui Sebagai Tempat Kelahirannya

Rumah duka lainnya terpaksa menyewa trailer kulkas untuk menyimpan mayat.

Rekaman udara juga muncul dari peti mati yang dikuburkan di kuburan massal di New York City.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x