Taliban Merangsek Menuju Kabul setelah Menguasai Tiga Kota Besar Lagi di Afghanistan

- 14 Agustus 2021, 06:41 WIB
Militan Taliban berkumpul di sekitar alun-alun utama di Kandahar, Afghanistan, pada hari Jumat setelah menguasai kota, yang merupakan terbesar kedua di Afghanistan.
Militan Taliban berkumpul di sekitar alun-alun utama di Kandahar, Afghanistan, pada hari Jumat setelah menguasai kota, yang merupakan terbesar kedua di Afghanistan. /UPI/EPA-EFE

ZONA PRIANGAN - Serangan kilat oleh Taliban di Afghanistan kini berhasil menguasai tiga kota besar pada hari Jumat - termasuk Kandahar, kota terbesar kedua di negara itu, kata pihak berwenang.

Selain Kandahar, pejuang militan juga menguasai Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand, dan Herat, kota terbesar ketiga di negara tersebut.

Pemberontak juga merebut Feroz Koh, ibu kota provinsi Ghor, memberikan momentum yang lebih besar kepada Taliban untuk merangsek menguasai Kabul dua minggu sebelum tanggal resmi berakhirnya penarikan militer AS.

Baca Juga: Taliban Telah Merebut 50 Persen Wilayah Afghanistan, Amerika Serikat Berencana Melanjutkan Serangan Udara

Para pejabat Taliban mengatakan kelompok itu menyita "ratusan senjata, kendaraan dan amunisi" dan mengambil alih kantor-kantor pemerintah, markas polisi, penjara dan pusat operasional lainnya di Kandahar.

"Banyak tentara [pemerintah] menyerah dan sisanya melarikan diri," kata anggota Parlemen Afghanistan Gul Ahmad Kamin kepada CNN.

Kamin mengatakan dia mencapai pangkalan militer di dekat Kandahar dan sedang menunggu penerbangan ke luar kota, seperti dikutip ZonaPriangan dari UPI.com 13 Agustus 2021.

Baca Juga: Ikatan Cinta, Sabtu 14 Agustus 2021: Nino Kompromi Soal Reyna dan Kian Dekat dengan Katrin, Al dan Angga Murka

Herat jatuh setelah pemberontak mengambil alih fasilitas utama pemerintah. Kepala polisi Herat, Gubernur Mohammad Ismail Khan, wakil menteri keamanan dan komandan militer lainnya menyerah kepada Taliban, Tolo News melaporkan.

Pencopotan besar-besaran pada hari Jumat mengikuti daerah lain di Afghanistan yang telah jatuh ke tangan kelompok militan secara berurutan selama seminggu terakhir. Taliban telah merebut sekitar selusin ibu kota provinsi dan para pejabat AS mengatakan jatuhnya Kabul mungkin tak terelakkan.

Pada hari Kamis, Pentagon berjanji untuk mengirim 3.000 tentara AS ke Kabul untuk membantu mengevakuasi pekerja di Kedutaan Besar Amerika dan pemerintah Inggris mengirim ratusan untuk mendukung staf diplomatiknya.

Baca Juga: Seorang Wanita Yakin Telah Melihat Sang Legenda Black 'Panther of Rutland' di Semak-semak Dekat Rumahnya

Kedutaan Besar AS di Kabul juga memperingatkan semua orang Amerika di Afghanistan untuk segera pergi.

Utusan utama Amerika Serikat untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, telah melakukan pembicaraan dengan Taliban, mencari jaminan bahwa kelompok itu tidak akan menyerang Kedutaan Besar AS di Kabul, The New York Times melaporkan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Amerika Serikat akan melanjutkan "kehadiran diplomatik inti" di Kabul, tetapi mencatat bahwa beberapa dari 1.400 staf kedutaan akan segera meninggalkan Afghanistan.

Baca Juga: Helikopter Westland Lynx Sangar di Medan Perang Afghanistan Kini Tampil Anggun untuk Wisatawan

Pentagon mengatakan sedang memindahkan 3.000 Marinir dan tentara ke Afghanistan dan 4.000 tentara lainnya ke wilayah itu untuk mengevakuasi sebagian besar kedutaan AS dan warga Amerika di Kabul. Pasukan pertama tiba pada hari Jumat.

Belanda dan Denmark juga mengumumkan bahwa mereka akan menutup kedutaan mereka.

Para pejabat mengatakan mereka berharap agar Kedutaan Besar Belanda di Kabul tetap buka selama mungkin, tetapi membuat rencana untuk mengungsi jika perlu.

Baca Juga: Seseorang Tak Menyadari Bahwa Dia Adalah Multijutawan Pemenang Tiket Lotre Kemenangan Senilai Rp844,1 Miliar

"Kami selalu memperhatikan keselamatan staf kedutaan, kami juga bertanggung jawab untuk itu," kata Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld, menurut NL Times.

Pekan lalu, Denmark mulai mendorong warganya untuk meninggalkan Afghanistan karena situasi keamanan yang memburuk.

Inggris mengatakan akan mengerahkan 600 personel militer untuk membantu evakuasi. Pemerintah mengatakan staf kedutaannya telah dikurangi menjadi tim inti yang memberikan bantuan.

Baca Juga: Intelijen Inggris: Teori Kebocoran Lab Covid 'Benar', China akan Menyangkal dan Berbohong dengan Cara Apapun

Taliban, yang sebagian besar telah melarikan diri di Afghanistan sejak pasukan AS tiba pada akhir 2001, baru-baru ini bergerak untuk merebut kembali wilayah dan pengaruh di negara yang dilanda perang itu setelah pasukan Amerika mulai pergi.

Presiden AS Joe Biden mengatakan penarikan itu akan selesai pada 31 Agustus, meskipun Pentagon baru-baru ini mengatakan bahwa penarikan itu lebih dari 90% selesai.

Beberapa ahli dan pejabat mengatakan Kabul bisa jatuh ke tangan Taliban dalam hitungan minggu, dan yang lain khawatir runtuhnya pemerintah Afghanistan dapat menyebabkan kebangkitan al-Qaida, kelompok teroris di balik serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat yang sebelumnya dipimpin oleh Osama bin Laden.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x