Dua pertanyaan kritis tetap tidak terjawab, kata Bottke. Salah satunya adalah tentang sumber penabrak dan yang lainnya tentang frekuensi peristiwa yang menghancurkan Bumi ini. Jadi, para peneliti mulai dengan mengetahui lebih banyak tentang asteroid, yang mengarahkan mereka untuk mengidentifikasi penabrak Chicxulub sebagai chondrite berkarbon.
Banyak objek di sekitar Bumi memiliki komposisi yang mirip dengan penabrak tetapi ukurannya jauh lebih kecil.
Para peneliti kemudian menggunakan Superkomputer Pleaides NASA. Yang mengejutkan mereka, mereka menemukan bahwa asteroid selebar 6 mil dari bagian luar sabuk asteroid menyerang Bumi setidaknya 10 kali lebih sering daripada yang ditemukan sebelumnya.***