Dia memperkirakan popularitas opioid buatan, fentanil, akan mendominasi pasar sebagai pelarian pilihan.
Baca Juga: Buku Manual Apple II yang Ditandatangani oleh Steve Jobs Dilelang Seharga Rp11,34 Miliar
Amerika Serikat sudah menderita krisis fentanil dengan pengguna overdosis dalam skala massal karena, tidak seperti heroin, pelanggan tidak tahu kekuatan apa yang mereka gunakan.
Vorobyov menambahkan: "Setelah larangan opium Taliban pada awal 2000-an, krisis heroin di Estonia membuat ahli kimia dunia bawah mulai memproduksi fentanil, yang semuanya menggantikan heroin dalam repertoar pengedar narkoba.
Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Jumat 20 Agustus 2021: Mencoba Melawan Al secara Hukum, Nino Malah Semakin Merana
“Di luar negara Baltik yang kecil, sebagian besar Eropa berhasil menghindari krisis fentanil, sebagian karena kami memiliki pasokan heroin Afghanistan yang baik. Tetapi jika pasokan itu menghilang, tidak akan lama sebelum seseorang menemukan penggantinya.
"Afghanistan adalah situasi yang kompleks tetapi setidaknya satu hal yang jelas: apa pun yang terjadi, bisnis narkoba tidak akan berhenti," tegas Vorobyov.***