Aljazair Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Maroko

- 26 Agustus 2021, 14:05 WIB
Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra
Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra /CGTN.COM

ZONA PRIANGAN - Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra mengumumkan pada Selasa, 24 Agustus 2021 bahwa Aljazair telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko, setelah berbulan-bulan terjadi ketegangan yang meningkat antara saingan Afrika Utara itu.

"Aljazair telah memutuskan pada Selasa untuk memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Maroko," kata Lamamra membaca surat atas nama Presiden Abdelmadjid Tebboune selama konferensi pers di ibu kota Aljir, dikutip ZonaPriangan.com dari CGTN, Rabu 25 Agustus 2021.  

Keputusan ini muncul seminggu setelah Presiden Tebboune mengatakan hubungan dengan Maroko harus ditinjau ulang.

Baca Juga: Perumahan Elit di Argentina Diserang Gerombolan Kapibara

Menteri luar negeri Aljazair menuduh Maroko menggunakan spyware Pegasus terhadap pejabat Aljazair dan gagal dalam komitmen bilateral, termasuk pada masalah Sahara Barat.

"Kerajaan Maroko tidak pernah menghentikan tindakan permusuhannya terhadap Aljazair," katanya.

Namun, konsulat di masing-masing negara akan tetap buka, tambahnya.

Baca Juga: Inilah Rincian Aturan PPKM Level 3 Kota Bandung Berdasarkan Peraturan Walikota

Kementerian Luar Negeri Maroko mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di media sosial bahwa pihaknya menyesali apa yang disebutnya sebagai keputusan yang tidak dapat dibenarkan dan akan tetap menjadi mitra yang kredibel dan setia bagi rakyat Aljazair.

Sekretaris Jenderal Liga Arab (AL) Ahmed Aboul-Gheit menyatakan penyesalannya atas situasi saat ini dan meminta kedua negara untuk menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut.

Kepala AL berharap bahwa Aljazair dan Maroko akan memulihkan tingkat minimum hubungan dengan cara yang menjaga stabilitas, kepentingan dan stabilitas kawasan mereka sendiri, menurut sebuah pernyataan oleh AL.

Baca Juga: Kepala Ilmuwan WHO: India Mungkin Memasuki Tahap Endemik Corona

Antara Aljazair dan Maroko telah terjadi ketegangan selama beberapa dekade.

Perbatasan mereka telah ditutup sejak 1994 setelah Rabat mulai memberlakukan larangan masuk visa pada warga negara Aljazair menyusul serangan bom di Marrakesh.

Pada konferensi pers pada Selasa, Lamamra lebih lanjut menuduh Maroko mendukung dua organisasi yang oleh otoritas Aljazair diklasifikasikan sebagai organisasi teroris yakni Gerakan untuk penentuan nasib sendiri Kabylie dan Gerakan Rachad.

Aljazair menarik duta besarnya pada bulan lalu setelah seorang diplomat Maroko di New York menyerukan agar rakyat Kabylie memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri.  

Baca Juga: Peraih Gelar Pemain Terbaik UEFA 2021 Diklaim Sudah Bocor, Ada Kante,Kevin De Bruyne dan Jorginho

Hubungan kedua negara telah memburuk sejak tahun lalu, ketika mencuat masalah Sahara Barat setelah bertahun-tahun relatif tenang. Maroko menganggap wilayah yang disengketakan sebagai miliknya. Aljazair mendukung gerakan kemerdekaan Polisario.

Polisario mengatakan pada November bahwa mereka melanjutkan perjuangan bersenjatanya.

Pada Desember, Amerika Serikat mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat dengan imbalan Rabat meningkatkan hubungannya dengan Israel.  

Baca Juga: Kurang dari Seminggu hingga Batas Akhir Waktu, Sekitar 1.500 Warga AS Belum Dievakuasi dan Ada Ancaman ISIS-K

Maroko menyebut Aljazair sebagai pihak yang sebenarnya dalam sengketa Sahara Barat.

"Aljazair akan tetap teguh pada posisinya dalam masalah Sahara Barat," kata Lamamra.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: CGTN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah