ZONA PRIANGAN - Ketika kematian akibat terpapar virus corona di Australia melebihi angka 1.000 orang, jumlah korban yang suram tetapi sederhana menurut standar global, sebuah negara yang telah menggunakan kebijakan 'lockdown' tanpa henti, sekarang menghadapi tantangan kebijakan kesehatan terbesar dari pandemi yakni pembukaan kembali.
Virus varian Delta yang sangat menular telah melanggar kontrol gaya benteng negara itu dan mengakar cukup dalam di Sydney, kota terbesar di Australia, dan dengan pijakan di Melbourne, pihak berwenang telah membatalkan rencana untuk menghilangkannya.
Sebaliknya, mereka berencana untuk meningkatkan upaya vaksinasi Australia yang tertinggal dan hidup dengan berdampingan bersama corona, sebuah pendekatan yang akan membantu dunia bisnis yang tengah dalam kesulitan, tetapi ditentang oleh negara-negara yang bertekad untuk menghancurkan penyakit tersebut.
Australia melaporkan empat kematian pada Senin, menjadikan total kematian akibat virus corona menjadi 1.003 orang, menurut data pemerintah. Ini telah mencatat rata-rata dua hingga tiga kematian per hari.
Tetapi angka kematian merayap lebih tinggi, infeksi melonjak ke rekor tertinggi secara berturut-turut di atas 1.200 per hari. Dengan lebih dari setengah populasi di'lockdown', bahkan daerah-daerah dengan sedikit atau tanpa infeksi pun terpengaruh.
Lebih dari 33% dari mereka yang berusia 16 tahun ke atas telah menerima dua dosis vaksin, jauh di bawah negara-negara lainnya yang setara, menurut pelacak Reuters.
Baca Juga: New South Wales Australia Berlakukan Lockdown Ketat karena Kasus COVID-19 Terus Melonjak
Ketika negara yang lelah dibuka kembali, pihak berwenang berharap untuk menghindari melonjaknya infeksi dan meningkatnya kematian yang dialami di negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat, yang baru-baru ini mencatat lebih dari 1.000 kematian dalam satu hari.