ZONA PRIANGAN - Dalam Forum Keamanan Internasional Halifax di Kanada, Jenderal Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS), David Thompson menyatakan bahwa Rudal Hipersonik milik Amerika Serikat tertinggal dari China dan Rusia.
Pernyataan itu tersebut menyatakan bahwa AS tertinggal dalam memproduksi persenjataan terbaru dan paling mutakhir.
“Kita tidak secanggih China atau Rusia dalam hal hipersonik. Kita harus mengejar ketertinggalan dengan sangat cepat. China memiliki program hipersonik yang luar biasa. Ini adalah perkembangan yang sangat memprihatinkan. Itu sangat memperumit masalah peringatan strategis,” ujar Thompson, dikutip ZOnapriangan.com dari Sputniknews.
Baca Juga: Habib Bahar: Nyawa Saya Murah Harganya, Demi Agama, Bangsa dan Rakyat Indonesia
Baca Juga: Refly Harun: BPIP Bagian dari Narasi Melipatgandakan Isu Intoleransi, Radikalisme, Khilafah, dan Ekstrimisme
Selain itu Thompson juga membandingkan penggunaan rudal hipersonik dengan pertarungan bola salju.
Menurutnya, China dan Rusia mengubah permainan untuk pertahanan dan keamanan nasional.
“Ketika bila salju dilempar, Anda biasanya dapat memprediksi di mana itu akan mendarat. Namun, jika proyektil dilemparkan ke arah yang berbeda, akan lebih sulit untuk dideteksi, tetapi tetap akan mengenai Anda,”ujarnya.
Baca Juga: Rudal Nuklir Hipersonik China Bisa Terbang ke Kutub Selatan Tanpa Bisa Dicegah Sistem Pertahanan AS
Sang Jenderal juga mengakui bahwa kecepatan perkembangan China telah menyusul negara-negara paling maju dan Amerika Serikat dengan sangat luar biasa. Dia juga mengakui bahwa China telah bergerak dengan sangat cepat di bidang luar angkasa.***