"Kami pasti akan menyetujui tidak kurang dari perjanjian [asli JCPOA] dan ini pasti akan menjadi garis merah bagi Republik Islam Iran," kata pemimpin negosiator Iran Ali Bagheri Kani kepada Press TV pada hari Sabtu.
Perjanjian JCPOA secara efektif runtuh setelah Presiden AS saat itu Donald Trump secara sepihak meninggalkannya pada tahun 2018.
Baca Juga: Agen Mossad Israel Berhasil Merayu 10 Ilmuwan untuk Lakukan Sabotase Proyek Nuklir Iran
Donald Trump menuduh Teheran entah bagaimana melanggar "semangat" kesepakatan itu.
Sejak itu, Washington memberlakukan kembali sanksi lama dan baru terhadap Teheran, sementara yang terakhir secara bertahap menangguhkan kewajiban JCPOA, meningkatkan pengayaan uranium dan memperluas program nuklirnya.***