Pada tahun 2016, Nichol berkata: "Saya masih merasakan benjolan di tenggorokan dan merasa malu melihat foto penyiksaan saya."
"Anda dapat melihat ketakutan di mata saya, tetapi apa yang tidak dapat Anda lihat adalah luka bakar dan memar dari tiga hari penyiksaan yang semakin kejam," tuturnya.
Baca Juga: China dan Amerika Serikat Sering Bermusuhan tapi Soal Lobster Mereka Saling Membutuhkan
Kedua tentara Inggris itu menjadi sasaran kekejaman yang mengerikan saat mereka disandera.
Dikutip Daily Star, para penculik mencoba untuk mendapatkan sedikit informasi, ketika tidak mendapat jawaban, mereka kerap menyiksa kedua pilot itu.
“Mereka meninju dan menendang kami, membenturkan kepala kami ke dinding. Saya dirantai ke kursi, dipukuli dan seorang penjaga mematikan rokoknya di telinga saya," papar Nichol.
Baca Juga: Pemilik Salon Tato Ini Sedih, Kehilangan Istri dan Anjing yang Tersapu Gelombang Tsunami Tonga
Setelah beberapa hari, seorang komandan Irak membawa mereka. Dia memasukkan kertas tisu ke leher Nichol dan membakarnya.
Setelah tujuh minggu, kedua pria itu dibebaskan dan John melanjutkan karirnya di RAF.
Sekarang dia menjadi penulis buku terlaris. Dia dan John Peters menulis sebuah buku tentang cobaan berat mereka berjudul Tornado Down.***