Minggu Neraka Meminta Korban Satu Anggota Angkatan Laut Tewas dan Seorang Lagi Dirawat di Rumah Sakit

- 7 Februari 2022, 13:11 WIB
Empat anggota Angkatan Laut AS berlari di markas Angkatan Laut Filipina di Kota Zamboanga, di Filipina selatan 17 Juni 2002.*
Empat anggota Angkatan Laut AS berlari di markas Angkatan Laut Filipina di Kota Zamboanga, di Filipina selatan 17 Juni 2002.* /Reuters/str/

ZONA PRIANGAN - Seorang calon anggota Angkatan Laut Amerika Serikat (Navy SEAL) tewas ketika menjalani Minggu Neraka (Hell Week).

Selain menewaskan seorang kandidat Navy SEAL, pelaksanaan Hell Week membuat seorang lainnya dirawat di rumah sakit California.

Menurut pejabat berwenang, Hell Week merupakan tes hukuman pada akhir periode penilaian apakah yang bersangkutan lolos menjadi anggota Navy SEAL.

Baca Juga: Anggota Marinir Ini Mengalami Trauma, Setiap Malam Selalu Didatangi Wajah Pejuang Taliban yang Dibunuhnya

Baik korban tewas maupun yang dirawat di rumah sakit, baru saja menyelesaikan kelas SEAL BUD/S.

Kelas tersebut memberi materi penghancuran dasar bawah air, bertahan hidup, dan taktik tempur lainnya, kata Angkatan Laut yang dikutip nypost.

Kedua calon komando Angkatan Laut itu dirawat di rumah sakit. Satu meninggal dan yang lainnya terdaftar dalam kondisi stabil di Naval Medical Center San Diego.

Baca Juga: Anggota Marinir Usia 20 Tahun Tewas Tertabrak Truk Boks di Jalan Tol Saat Membantu Mobil Mogok

Kelas yang diselesaikan duo ini diadakan di minggu keempat – dan menandai akhir dari tahap pertama penilaian dan seleksi kandidat SEAL.

Kandidat pada tahap pertama berlomba-lomba untuk dipilih untuk pelatihan di Komando Pelatihan Dasar Perang Khusus Angkatan Laut.

Identitas calon mendiang tidak segera dirilis oleh Navy SEAL.

Baca Juga: Amerika Serikat Pastikan Gunakan Marinir Cyber untuk Kacaukan Musuh di Medan Perang Masa Depan

Sebelum tahun 2022, kandidat SEAL terakhir meninggal selama fase penilaian terjadi pada tahun 2016.

James Derek Lovelace (21) kehilangan kesadaran dan meninggal setelah seorang instruktur mendorongnya ke bawah air setidaknya dua kali saat dia berjuang untuk menginjak air di kolam besar.

Pemeriksa Medis San Diego County awalnya memutuskan kematian Lovelace sebagai pembunuhan. Namun setahun kemudian, Angkatan Laut mengumumkan tidak akan mengajukan tuntutan pidana setelah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.

Baca Juga: Tiga Marinir Mencuri Tas Ransel Terekam CCTV, Mereka Memiliki Kekebalan Hukum

Autopsi mengungkapkan Lovelace memiliki jantung yang membesar yang berkontribusi pada kematiannya.

Dia juga memiliki arteri koroner abnormal, yang telah dikaitkan dengan kematian jantung mendadak, terutama pada atlet.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: nypost


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah