Militer Rusia Klaim, Usai Menewaskan Tentara Ukraina Sita Sejumlah Rudal Javelin dan Stinger

- 11 Maret 2022, 22:02 WIB
Pasukan Ukraina menguji rudal Javelin melawan tank armor cage-style Rusia.*
Pasukan Ukraina menguji rudal Javelin melawan tank armor cage-style Rusia.* /The Sun/Facebook/Ukrainian Joint Forces Operation

ZONA PRIANGAN - Rusia mengklaim berhasil menyita rudal Javelin dan Stinger dari tentara Ukraina yang dibunuh.

Senjata perang itu rencananya akan diserahkan kepada pejuang Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, yang selama didukung Moskow.

Donetsk dan Luhansk merupakan dua wilayah Ukraina yang memisahkan diri dari Pemerintahan Kiev dan kemerdekaannya diakui Rusia.

Baca Juga: Kolonel Stetsenko Ancam Beberapa Kawannya yang Sudah Jadi Jenderal di Rusia Akan Jadi Pupuk di Tanah Ukraina

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu sudah mengusulkan rudal Javelin dan Stinger buatan Barat akan diberikan kepada pejuang Donetsk dan Luhansk.

Usulan Sergei Shoigu itu mendapat dukungan dari Presiden Rusia Vladimir Putin dengan penuh semangat.

Vladimir Putin mengatakan, dirinya sudah tahu banyak senjata militer Ukraina yang disita.

Baca Juga: Vladimir Putin Marah Besar, Pecat Delapan Jenderal Karena Dianggap Gagal Menjalankan Taktik Perang di Ukraina

“Mengenai pengiriman senjata, terutama senjata buatan Barat yang jatuh ke tangan tentara Rusia – tentu saja saya mendukung kemungkinan memberikannya kepada unit militer Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk,” kata Putin.

"Tolong lakukan hal itu," katanya kepada Shoigu.

Dikutip Aljazeera, Putin pada hari Jumat menyesalkan pengerahan "tentara bayaran dari seluruh dunia" di Ukraina.

Baca Juga: Ini Daftar Nama Jenderal Rusia yang Tewas oleh Penembak Jitu Ukraina, Pukulan Telak bagi Kremlin

Dia mengatakan: "Sponsor Barat Ukraina, rezim Ukraina, mereka tidak menyembunyikannya, mereka melakukannya secara terbuka, mengabaikan semua norma hukum internasional."

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari segera setelah Putin mengakui wilayah yang memisahkan diri itu sebagai negara merdeka, dalam tindakan yang dikutuk secara internasional sebagai ilegal.

Rusia mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina adalah tanggapan paksa terhadap apa yang disebutnya genosida oleh Ukraina terhadap penutur bahasa Rusia di timur negara itu.

Baca Juga: Perang Bakal Ramai, Vladimir Putin Izinkan 16.000 Tentara dari Timur Tengah Membantu Rusia Lawan Ukraina

Pihak Ukraina membantah keras tuduhan yang disampaikan Kremlin dan menyebutnya sebagai propaganda perang tak berdasar.

Shoigu mengatakan militer Rusia berencana untuk memperkuat perbatasan Baratnya setelah apa yang dia katakan adalah peningkatan unit militer Barat di perbatasan Rusia.

Putin juga memerintahkan agar Shoigu menyiapkan laporan terpisah tentang penguatan perbatasan barat Rusia “sehubungan dengan tindakan yang diambil negara-negara NATO ke arah ini”.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x