Serangan Siber Sandworm Rusia Mengarah ke Perusakkan Jaringan Listrik Ukraina

- 13 April 2022, 07:10 WIB
Ukraina berhasil menggagalkan serangan terhadap jaringan listriknya, oleh outlet keamanan siber militer Rusia.
Ukraina berhasil menggagalkan serangan terhadap jaringan listriknya, oleh outlet keamanan siber militer Rusia. /UPI/Emergency Response Team of Ukraine

ZONA PRIANGAN - Ukraina berhasil menggagalkan upaya peretas Rusia untuk merusak jaringan listriknya, negara itu mengkonfirmasi Selasa.

Peretas bertujuan untuk merusak atau menonaktifkan beberapa elemen utama, termasuk gardu listrik bertegangan tinggi, kata Tim Tanggap Darurat Komputer Pemerintah Ukraina dalam sebuah pernyataan.

"Penonaktifan infrastruktur perusahaan dijadwalkan pada Jumat malam, 8 April 2022. Pada saat yang sama, implementasi rencana jahat sejauh ini telah dicegah," tulis agensi di situs webnya.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Rabu 13 April 2022: Al Tunjuk Muka Ammar dan Bersumpah untuk Memecahkan Reputasi Sang Pengacara

Jika berhasil, serangan itu akan menyusup ke komputer yang terhubung ke beberapa gardu induk, menghapus semua file dan mematikan infrastruktur.

Badan pemerintah, bersama dengan perusahaan keamanan siber Slovakia ESET, mengkonfirmasi identitas para peretas sebagai anggota Tim Sandworm, aktor ancaman yang disponsori negara Rusia, tulis UPI,com, 12 April 2022.

Pemerintah Ukraina bekerja sama dengan ESET dan Microsoft untuk mengidentifikasi dan menetralisir perangkat lunak berbahaya yang digunakan dalam serangan tersebut.

Baca Juga: Mengejutkan, Lumba-Lumba yang Tiba-tiba Beringas Menyerang Pelatihnya, Pengunjung di Miami Seaqurium Ketakutan

Serangan itu adalah yang pertama dalam lima tahun yang menggunakan malware Industroyer Sandworm, yang dirancang untuk memicu gangguan listrik secara otomatis.

Sandworm, yang telah aktif sejak 2009 dan telah dilacak ke unit militer Staf Umum Direktorat Intelijen Utama Pusat Pusat Teknologi Khusus Rusia 74455. Sebelumnya melakukan serangan terhadap jaringan listrik Ukraina pada 2015 dan 2016.

Baca Juga: Refly Harun: Bandingkan Kasus Habib Bahar dan Big Data Luhut Binsar yang Menimbulkan Keonaran

Para pejabat menyebut upaya itu sebagai serangan siber paling agresif yang dilakukan Rusia sejak 2016.

Pada tahun 2020, Departemen Kehakiman AS mendakwa enam anggota kelompok tersebut setelah operasi pada tahun 2015 dan 2016.

Pada akhir Februari, beberapa situs web pemerintah Ukraina diserang dengan serangan siber, seminggu setelah dua bank lokal menjadi target serangan lain.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x