ZONA PRIANGAN - Militer Rusia mengklaim telah menghancurkan senjata Amerika Serikat dan NATO di wilayah Zhytomyr, Ukraina.
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengungkapkan, penghancuran senjata yang akan digunakan tentara Ukraina itu menggunakan rudal Kalibr.
"Rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan dari laut berhasil meledakkan stasiun kereta api Malin, jalur pasokan senjata NATO," bunyi pernyataan Kemenhan Rusia.
Baca Juga: Usir Tentara Ukraina, Menteri Pertahanan Rusia Ungkap Pembebasan Wilayah Luhansk Sudah Selesai
Perang Rusia-Ukraina kini mengarah di wilayah Donbass. Tentara Ukraina membutuhkan pasokan senjata untuk melawan prajurit Moskow.
Tampaknya, pihak Kremlin mengetahui jalur pasokan senjata itu, sehinga menembakkan rudal Kalibr yang diarahkan ke stasiun Malin, wilayah Zhytomyr.
"Sejumlah besar senjata dan peralatan militer di dekat stasiun kereta api Malin wilayah Zhytomyr yang dikirim dari Amerika Serikat dan NATO sudah dihancurkan," kata Kemenhan Rusia.
Tidak sepenuhnya jelas dari mana tepatnya senjata yang dihancurkan Rusia itu berasal.
Tetapi Inggris telah menyediakan lebih dari 5.000 rudal anti-tank, 120 kendaraan lapis baja, dan lebih dari 4,5 ton bahan peledak plastik.
Ini terjadi ketika Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyerukan Rusia untuk membiayai pembangunan kembali Ukraina setelah perang berakhir.
Zelensky, pada ulang tahun ketiga mengambil kantor kepresidenan, mengatakan serangan Moskow dirancang untuk menghancurkan semua bagian infrastruktur Ukraina.
Dia berkata: "Kami mengundang negara-negara mitra untuk menandatangani perjanjian multilateral dan menciptakan mekanisme yang memastikan bahwa setiap orang yang menderita dari tindakan Rusia dapat menerima kompensasi untuk semua kerugian yang terjadi."
Diutip Express, Zelensky berpendapat akan "adil" jika properti dan aset Rusia disita untuk membiayai kerusakan di Ukraina.
Baca Juga: Invasi ke Ukraina Dianggap Rusia Sebagai Latihan Perang untuk Menghadapi NATO dan Perang Dunia
Dia berkata: "Rusia akan merasakan bobot setiap rudal, setiap bom, setiap peluru yang ditembakkan ke Ukraina."***