Sergei yang berprofesi sebagai tukang las sebenarnya lahir di Rusia. Tapi dia mendaftar untuk tanah air angkatnya ketika perang dimulai pada bulan Februari.
Sergei mengatakan pasukan Chechnya yang setia kepada pemimpin mereka dan antek Putin, Ramzan Kadyrov, memerangi anak buahnya dalam pertempuran jalanan.
Dia menambahkan: “Mereka meletakkan senjata mereka di atas dinding kompleks dan menyemprotkan peluru."
“Kami berada beberapa meter jauhnya. Kami melempar granat,” tuturnya yang dikutip The Sun.
Sergei mengabaikan kesulitan hidup di garis depan bersikeras itu "seperti berkemah berbahaya".
Dia menambahkan: "Yang paling sulit adalah mayat tentara Moskow karena mereka baru saja meninggalkannya."
Ukraina mengatakan sedikitnya 10.000 tentaranya tewas dan sedikitnya 20.000 orang Rusia.
Sebagian besar korban Ukraina menderita pecahan peluru dan luka ledakan.***