ZONA PRIANGAN - Memasuki bulan ke-6, perang Rusia-Ukraina berlanjut, namun kedua belah pihak mengalami kebuntuan.
Pejuang Kiev yang menggempur Kherson belum berhasil merebut kembali kota pelabuhan itu. Demikian juga dengan pasukan Vladimir Putin terhenti di Donetsk.
Baku tembak masih terjadi di beberapa wilayah, termasuk pengeboman artileri berat hingga meminta korban jiwa bertambah.
Militer Ukraina masih mengandalkan HIMARS pasokan Amerika Serikat untuk menjangkau pertahanan pasukan Kremlin.
Sementara prajurit Moskow kembali mengeluarkan bom termobarik untuk menghancurkan benteng tentara Ukraina.
Mantan Komandan divisi lapis baja di Angkatan Darat Hellenic Yunani, Panagiotis Gartzonikas mengatakan, pasukan Rusia masih berkutat di wilayah Donetsk.
"Saya tidak berpikir mereka memiliki kapasitas untuk mengambil Mykolaiv, apalagi Odessa,” ujar Panagiotis Gartzonikas kepada Al Jazeera.
“Ukraina, dengan artileri roket yang mereka terima, telah mencapai beberapa tujuan, tetapi saya pikir mereka tidak dapat merebut Kherson," ucap Panagiotis Gartzonikas.
"Rusia berada di selatan sungai [Dnipro] dan Ukraina di utara. Untuk merebut Kherson, mereka harus menyeberangi Sungai Dnieper, yang melibatkan banyak hal selain artileri roket,” ungkapnya.
Baca Juga: Penyembur Api Berat TOS-1A Sonstepok Milik Rusia Hancurkan Benteng Tentara Ukraina di Desa Pisky
Para pemimpin Ukraina telah berjanji untuk melakukan serangan balasan Agustus di Kherson, mendorong Rusia untuk mengalihkan kelompok-kelompok taktis batalyon di sana dan melemahkan serangan mereka di Donetsk.
“Saya tidak tahu apakah akan ada [serangan balasan] pada akhirnya,” kata Gartzonikas.
Ukraina telah meminta lebih banyak persenjataan berat, dikirim lebih cepat untuk mengimbangi serangan Rusia.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengatakan dia membutuhkan 100 Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) – peluncur roket ganda berpemandu yang cukup efektif menghancurkan kekuatan musuh.
Tetapi AS telah menjanjikan 20 dan mengirimkan 16. Pengurangan terbaru bantuan militer AS senilai $1 miliar ke Ukraina termasuk amunisi HIMARS, tetapi tidak ada sistem baru.
Penasihat Presiden Mykhailo Podolyak mengatakan kepada majalah Tagesspiegel pada 7 Agustus bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak artileri jarak jauh, peluncur roket, dan drone untuk mengalahkan Rusia.
“Jika Barat bosan dengan perang, maka Rusia akan menyerang lagi dengan sekuat tenaga,” kata Podolyak.***