Selain Alexander menghadapi pengawasan ketat, Darya juga ditegur oleh Barat karena publikasinya UWI menyebarkan informasi yang salah.
Dia ditempatkan dalam daftar sanksi oleh Inggris dan AS pada bulan April karena menjalankan "platform bagi ultra-nasionalis Rusia untuk menyebarkan disinformasi dan propaganda."
Analis tersebut muncul dalam sebuah wawancara dengan YouTuber Rusia Nikolai Rosov pada bulan Maret dan mencap Barat dan Eropa sebagai "rasis totaliter, kolonialis, dan Nazi."
Dia dengan gigih mendukung invasi ke Ukraina, menyerukan "persatuan mutlak" di negaranya, menambahkan: "Tidak ada suara [lain] yang diizinkan."
Ayahnya dikatakan dengan ide-idenya bahkan diduga telah mempengaruhi Putin.
Dia ikut mendirikan Partai Bolshevik Nasional pada tahun 1993, sebelum menjadi tokoh fasis terkemuka sambil menyebarkan keyakinan politiknya.
Alexander adalah pendukung kuat Putin ketika ia menjadi Presiden dan dikatakan kemudian menjadi penasihat diam-diam penguasa Rusia itu.