ZONA PRIANGAN - Wartawan terkemuka Rusia Ksenia Sobchak tersandung kasus hukum, sehingga menghadapi penyelidikan kriminal atas sebuah cerita yang diduga polisi "palsu", demikian menurut kantor berita negara TASS pada Senin.
Sobchak adalah putri dari mendiang walikota St Petersburg pada 1990-an dan bekerja sama dengan Vladimir Putin, menjadi host saluran YouTube dengan lebih dari 3 juta subscriber.
Selain itu, dia pun mendirikan akun Telegram populer yang secara rutin membagikan kisah kritis terhadap upaya mobilisasi Rusia.
TASS melaporkan bahwa cerita Sobchak soal "pendanaan negara untuk festival" dan dia terancam mendapatkan hukuman tiga tahun penjara yang sesuai dengan pasal undang-undang Rusia.
Baik Sobchak, 40, maupun perwakilan dari situs beritanya tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari laporan TASS.
Sejauh ini, Sobchak menghindari tuntutan, tetapi pihak berwenang telah memeriksanya di masa lalu karena telah membagikan konten "propaganda LGBT" dan menyatakan Krimea masih bagian dari Ukraina setelah aneksasi oleh Rusia pada tahun 2014.
Baca Juga: Jalur Penerbangan Iran-China dengan Ancaman Bom, Pilot Mahan Air Meminta Izin Mendarat di Delhi
Sejak menginvasi Ukraina pada Februari, Rusia telah menindak media independen dan menuntut banyak jurnalis karena menyebarkan berita "palsu" tentang apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus".***