Banyak orang Rusia tinggal di wilayah Ukraina yang telah dinyatakan Putin sebagai orang Rusia, dan melanggar tabu nuklir pasca-Perang Dunia Kedua tidak serta merta mengubah situasi taktis di lapangan.
"Dia sekarang menggertak," kata Yuri Fyodorov, seorang analis militer yang berbasis di Praha, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
"Tapi apa yang akan terjadi dalam seminggu atau sebulan dari sekarang, sulit untuk dikatakan - ketika dia mengerti kalah perang," tambahnya.
Ditanya apakah Putin bergerak menuju serangan nuklir, Direktur CIA William Burns mengatakan kepada CBS: "Kita harus menanggapi dengan sangat serius jenis ancamannya mengingat segala sesuatu yang dipertaruhkan".
Burns mengatakan intelijen AS tidak memiliki "bukti praktis" bahwa Putin bergerak menuju penggunaan senjata nuklir taktis dalam waktu dekat.
Baca Juga: Jet Tempur AS dan Jepang Latihan Bersama Pasca Peluncuran Rudal Korea Utara
Hingga saat ini tidak ada pejabat Rusia yang menyerukan serangan senjata nuklir strategis dengan senjata yang dirancang untuk menghancurkan kota-kota di Amerika Serikat, Rusia, Eropa dan Asia.
Ramzan Kadyrov, kepala wilayah Chechnya, mengatakan Moskow harus mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir berdaya rendah di Ukraina.
Senjata nuklir taktis pada dasarnya adalah senjata nuklir yang digunakan di medan perang untuk tujuan "taktis" dan kekuatannya jauh lebih rendah daripada bom nuklir berkekuatan besar untuk memusnahkan kota-kota besar seperti Moskow, Washington atau London.