ZONA PRIANGAN - Ledakan yang terjadi di Jembatan Kerch, Krimea membuat takut Belarus. Sebab insiden serupa terjadi di sejumlah jembatan perbatasan Belarus-Ukraina.
Bahkan, Belarus mengklaim semua jembatan di sepanjang perbtasan sudah hancur. Belarus menuduh Kiev berada di belakang penghancuran jemnbatan itu.
Sejauh ini, Ukraina belum mengaku bertanggung jawab atas sejumlah ledakan di jembatan perbatasan Belarus.
Baca Juga: Ngeri, Rusia Bakal Lakukan Perang Tanpa Aturan Sebagai Balasan Terhadap Serangan di Jembatan Kerch
Sebaliknya Kiev menuduh, ledakan di jembatan Belarus dilakukan pasukan Vladimir Putin, sebagai upaya memprovokasi dan mendapat alasan menyerang balik ke Ukraina.
Ketua Komite Perbatasan Negara Belarus, Anatoly Lappo mengatakan, Minsk sangat khawatir dengan serangan Ukraina yang dimulai dengan penghancuran jembatan.
Minsk menuduh Kiev merencanakan serangan yang akan segera terjadi di wilayah Belarus.
Baca Juga: Pertahanan Rusia Makin Runtuh, Kibarkan Bendera Putih di Novovoskresenske, Novohryhorivka dan Petropavlivka
"Hari ini, hampir semua jembatan perbatasan telah diledakkan, dan rute perbatasan mobil dan kereta api sepenuhnya ditambang," kata Lappo kepada Belarusian TV, menurut kantor berita Rusia Interfax.
"Pasukan Ukraina telah membentengi perbatasan sejauh mereka menempatkan ranjau anti-tank di tiga baris di jalan," kata Lappo.
"Pasukan yang dikirim Kiev ke perbatasan bukan penjaga perbatasan,” klaim Lappo yang dikutip rt.com.
“Kami berada di bawah tekanan, mereka membidik penjaga perbatasan kami, terkadang mereka menembak ke udara, pengintaian udara terus-menerus dilakukan,” tambahnya.
Sehari sebelum berita itu tersiar, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Ukraina mengklaim bahwa duta besarnya untuk Belarus dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Belarus.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan bahwa mereka "dengan tegas menolak" tuduhan itu, menambahkan bahwa itu bisa menjadi bagian dari rencana Rusia untuk melakukan provokasi.
Baca Juga: Rudal Stinger Amerika Serikat Tembak Jatuh Jet Tempur SU-30 Vladimir Putin di Wilayah Kharkiv
Awal pekan ini, Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko menuduh Ukraina mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan.
Dengan meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan 1.000 kilometer, Kementerian Pertahanan Belarus menyatakan bahwa pihaknya memiliki kapasitas untuk menurunkan 500.000 pasukan terlatih jika diperlukan.***