ZONA PRIANGAN - Pemberontak yang menolak perang ke Ukraina dan milisi Kadyrovites saling baku tembak di sebuah hutan.
Insiden itu terjadi di sekitar Desa Samashki, yang terletak di perbatasan Chechnya dan Ingushetia.
Pasukan pemberontak menyerang pasukan Ramzan Kadyrov dengan senjata otomatis dan peluncur granat. Baku tembak itu bisa memicu terjadinya perang saudara lagi.
Baca Juga: Dua Teroris Bantai Tentara Rusia yang Sedang Latihan Senjata Api di Pangkalan Militer Belgorod
Bukan tidak mungkin Vladimir Putin menghadapi krisis Chechnya yang lebih serius, setelah tentara yang menolak dan loyalis Kadyrov terlibat dalam konfrontasi bersenjata besar selama akhir pekan.
Pertempuran itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa republik Islam itu mungkin akan tergelincir kembali ke dalam perang saudara.
Perselisihan berdarah, yang melanda negara itu selama sebagian besar tahun 1990-an telah banyak meminta korban.
Saat ini negara yang terletak di Kaukasus itu diperintah oleh sekutu dekat Putin, Ramzan Kadyrov.
Dia telah menjadi pendukung setia perang Putin di Ukraina, dan telah mengirim ribuan milisi pribadinya, yang dikenal sebagai Kadyrovites, untuk membantu tentara Rusia.
Namun, banyak orang di Chechnya memiliki sedikit keinginan untuk pergi dan bertempur dalam perang Putin dan telah berusaha untuk menghindari rancangan nasional yang baru-baru ini diumumkan.
Sekelompok sepuluh orang Chechnya menolak perang, terlibat dalam baku tembak "besar-besaran" dengan anggota milisi Kadyrov, menurut laporan lokal.
Insiden itu telah memicu pencarian di seluruh republik oleh pasukan keamanan Chechnya, lapor Express.
Sumber-sumber lokal yang dikutip Express melaporkan apa yang mereka sebut "pembersihan bertarget skala besar" oleh anak buah Kadyrov.
Desa itu menjadi tempat pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Rusia antara 7-8 April 1995, selama perang Chechnya pertama.
Sebuah laporan tahun 1996 oleh Komisi Hak Asasi Manusia PBB (UNCHR) mengklaim bahwa lebih dari 100 warga sipil di pemukiman itu dibantai oleh tentara Moskow.***