Jaksa Agung AS dan FBI Tangkap Mata-Mata China yang Mencuri Informasi Rahasia

- 25 Oktober 2022, 09:02 WIB
Jaksa Agung AS Merrick Garland berbicara ketika Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco dan Direktur FBI Christopher Wray hadir pada hari Senin selama konferensi pers yang mengumumkan penangkapan dan dakwaan mata-mata China.
Jaksa Agung AS Merrick Garland berbicara ketika Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco dan Direktur FBI Christopher Wray hadir pada hari Senin selama konferensi pers yang mengumumkan penangkapan dan dakwaan mata-mata China. /UPI/Bonnie Cash

Garland mengatakan bahwa mata-mata China telah mencari informasi rahasia tentang saksi, bukti persidangan, dan kemungkinan tuduhan baru yang diajukan terhadap perusahaan.

"Agen ganda memberi para terdakwa dokumen yang tampaknya menyajikan beberapa informasi yang mereka cari. Faktanya, dokumen tersebut disiapkan oleh pemerintah AS untuk penyelidikan ini dan tidak mengungkapkan pertemuan, komunikasi, atau strategi yang sebenarnya," kata Garland.

Baca Juga: Badan Intelijen MI5 Sebut Christine Lee Merupakan Mata-mata China, Sebarkan Paham Komunis di Parlemen

"Ini adalah upaya mengerikan oleh petugas intelijen RRT untuk melindungi perusahaan yang berbasis di RRT dari akuntabilitas dan merusak integritas sistem peradilan kita."

Dong He dan Zheng Wang masing-masing didakwa mencoba menghalangi penuntutan pidana.

Dia juga didakwa dengan pencucian uang untuk suap Bitcoin dan menghadapi hukuman 40 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Baca Juga: Sebanyak 162 Ilmuwan China di Laboratorium Nuklir AS Diburu untuk Mengembangkan Rudal Hipersonik Tiongkok

Sebuah dakwaan juga dibuka pada hari Senin di New Jersey yang menuduh empat orang termasuk tiga perwira intelijen China yang bekerja dengan Kementerian Keamanan Negara berkonspirasi untuk bertindak di Amerika Serikat sebagai agen ilegal atas nama pemerintah asing.

Para terdakwa tersebut diidentifikasi sebagai Wang Lin, 59; Bi Hongwei, usia tidak diketahui; Dong Ting, alias Chelsea Dong, 40; dan Wang Qiang, 55.

Mata-mata itu diduga menggunakan afiliasi dengan Institut Studi Internasional di Universitas Kelautan China sebagai penyamaran mereka.***

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x