Pertempuran di Donetsk dan Lyman, Tentara Ukraina Bantai 1.000 Prajurit Vladimir Putin Selama 24 Jam

- 1 November 2022, 19:04 WIB
Tentara Ukraina menggunakan rudal yang dipasang di truk melawan pasukan Rusia di Donetsk.*
Tentara Ukraina menggunakan rudal yang dipasang di truk melawan pasukan Rusia di Donetsk.* /Twitter /Express

ZONA PRIANGAN - Dalam pertempuranm di Donetsk dan Lyman selama 24 jam, tentara Ukraina membunuh 1.000 prajurit Vladimir Putin.

Serhiy Shaptala, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengungkapkan, Vladimir Putin mengirimkan wajib militer hanya untuk dibantai.

Pasukan Rusia yang bertempur tidak membawa bekal senjata yang memadai. Hanya 24 jam, mereka sudah berguguran.

Baca Juga: Tentara Ukraina di Kharkiv dan Cherkasy Tidak Bisa Tenang, Pasukan Vladimir Putin Lepaskan Sejumlah Rudal

Itu merupakan jumlah korban terbesar di pihak Rusia sejak awal perang dalam waktu singkat, lapor Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Ukraina yang dikutip Express.

Kiev telah mengklaim bahwa hingga 71.200 tentara Rusia sejauh ini telah tewas dalam konflik yang memasuki bulan ke-9.

Dalam posting di Facebook, Shaptala menulis: "Itu 24 jam yang baik. Para penjajah menderita kerugian terberat mereka di front Donetsk dan Lyman."

Baca Juga: Serangan Rusia Kembali Mengganas, Kota Kiev Kehilangan Pasokan Air dan Terjadi Pemadaman Listrik

Pada hari Senin, Ukraina juga mengklaim telah berhasil menembak jatuh 44 rudal jelajah. Bagi Moskow itu merupakan kerugian besar.

Analis intelijen pertahanan Inggris percaya bahwa banyak dari "beberapa ribu" tentara baru yang dikerahkan Kremlin telah berada di garis depan di Ukraina.

Cuma mereka tidak dilengkapi dengan senjata yang memadai. Peralatan perang yang mereka gunakan nyaris tidak berfungsi.

Baca Juga: Takut Dibunuh Taliban, Mantan Pasukan Komando Afghanistan Tergoda Bergabung Grup Wagner Perang di Ukraina

Kremlin meningkatkan taruhannya dalam konflik dengan mendeklarasikan mobilisasi parsial hingga 300.000 cadangan pada bulan September.

Tetapi pembaruan dari Kemenhan Inggris menunjukkan bahwa mereka mungkin menggunakan senjata yang berasal dari tahun 1950-an, ketika Moskow berjuang dengan "ketegangan" sistem logistik.

Pembaruan intelijen, yang diposting di Twitter, menyatakan: "Pada bulan September, perwira Rusia khawatir bahwa beberapa pasukan cadangan yang baru-baru ini dimobilisasi tiba di Ukraina tanpa senjata."***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x