Tanpa Menyebut Rusia, Presiden China Xi Jinping Keluarkan Pernyatan Perang Tidak Boleh Gunakan Nuklir

- 6 November 2022, 20:04 WIB
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin.*
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin.* /UPI/Alexei Druzhnin/Sputnik/EPA-EFE

ZONA PRIANGAN - Presiden China Xi Jinping jarang berkomentar tentang konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.

China yang punya hubungan dekat dengan Rusia, selama ini menahan diri untuk berpihak. Namun, Xi Jinping mengeluarkan pernyataan mengejutkan dengan menyebut perang nuklir tidak boleh terjadi.

Pemimpin China meminta dunia untuk menolak ancaman senjata nuklir tanpa menyinggung nama Rusia atau Vladimir Putin.

Baca Juga: Volodymyr Zelensky Memuji Brigade Serangan Gunung ke-10 dan Brigade Mekanik ke-54, Ini Alasannya

Dalam pertemuan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Beijing, Xi Jinping menentang penggunaan nuklir dalam perang.

“Masyarakat internasional harus menganjurkan senjata nuklir tidak boleh digunakan dan perang nuklir tidak boleh diperjuangkan, untuk mencegah krisis nuklir di Eurasia,” ujar Xi Jinping.

Presiden Xi menahan diri untuk mengkritik Putin atau menyerukan Rusia untuk menarik militernya dari Ukraina.

Baca Juga: Prajurit Volodymyr Zelensky Bebaskan Yampil, Pasukan Rusia Kelaparan Memakan Kanguru dari Kebun Binatang

Presiden China juga menekankan perlunya kerja sama yang lebih besar antara China dan Jerman, karena “masa perubahan dan gejolak” saat ini.

CCTV, penyiar negara China, melaporkan bahwa pemimpin China telah “menunjukkan bahwa China mendukung Jerman dan Uni Eropa dalam memainkan peran penting dalam mempromosikan pembicaraan damai.”

Menurut saluran berita tersebut, Presiden Xi mengatakan: “China dan Jerman harus lebih bekerja sama, untuk memberikan lebih banyak kontribusi bagi perdamaian dan pembangunan dunia.”

Baca Juga: Rudal Stugna P Ukraina Kembali Meminta Korban, Empat Tank Baja Jenis BMP Rusia Meledak Jadi Barang Rongsok

Xinhua, kantor berita yang disponsori negara China, juga melaporkan bahwa pemimpin China mendukung peran Eropa dalam mendorong pembicaraan damai atas Ukraina untuk menciptakan kerangka keamanan Eropa yang seimbang, efektif dan berkelanjutan.

Kanselir Scholz mengunjungi China pada hari Jumat, menjadikannya pemimpin pertama negara G7 yang mengunjungi negara itu sejak pandemi Covid-19 dimulai, lapor Express.

Perjalanan itu menimbulkan kontroversi di Jerman, dan pemimpin Jerman membela pertemuannya dengan pemimpin China.

Baca Juga: Konvoi Besar Tentara Ukraina Mendekati Kherson Bakal Ada Pertempuran Berdarah Saat Prajurit Rusia Bertahan

Dia berkata: "Presiden XI dan saya dapat menyatakan bahwa tidak ada senjata nuklir yang boleh digunakan dalam perang ini, itu saja membuat seluruh perjalanan bermanfaat."***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x